MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA
DESINFEKSI AIR
Dosen pengampu : Puji
Pranowowati,SKM, M.Kes
Disusun
oleh :
Fitrianingsih
(020111a008)
Nining
Lestari (020111a015)
Widya
Lestari (020111a012)
Lalu Febrian Pratama (020801023)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
ucapan alhamdulillahirobbil Alamin, Karena atas berkat Rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikanmakalah ini yang berjudul tentang “Desinfeksi
Air”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyajikan yang terbaik. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Ungaran, 21 Mei 2013
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan
desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik
karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus
memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras.
Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara
dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada
kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam
proses sterilisasi.
Bahan
kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat
menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan
dimatikan. Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik
(pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya
difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan
serta aplikasinya.
Banyak
bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi umumnya
dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan
kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang
mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu
senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus -X; golongan fenol
dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium kuarterner, golongan
pengoksidasi, dan golongan biguanida.
Telah
dilakukan perbandingan koefisien fenol turunan aldehid (formalin dan
glutaraldehid) danhalogen (iodium dan hipoklorit) terhadap mikroorganisme
Staphylococcus aureusdan Salmonella typhi yang resisten terhadap ampisilin
dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan dari disinfektan turunan aldehid dan
halogen yang dibandingkan dengan fenol dengan metode uji koefisien fenol .
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian Desinfeksi air?
2. Apa
saja aspek-aspek desiinfeksi?
3. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi hasil proses disinfeksi ?
4. Sebutkan
macam-macam antiseptic dan desinfektan?
5. Sebutkan
kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal ?
6. Bagaimana
cara-cara untuk mendisinfeksi ?
1.3 Tujuan
Dalam makalah ini bertujuan
agar mahasiswa lebih mengetahui pengertian dari desinfeksi, dan mengetahui
macam-macam dari desinfektan dan antiseptic.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Desinfeksi adalah
proses pengolahan air dengan tujuan membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan
terjadi infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen. Desinfeksi
dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi :
penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan
khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut. Sebelum
air bersih didistribusikan proses desinfeksi mutlak dilakukan sebaik apapun
hasil pengolahan yang diperoleh.
Desinfektan
adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau
menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan
digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.
2.
Aspek-aspek
disinfeksi
Kecepatan
atau keampuhan desinfektan tergantung dari beberapa factor yaitu:
a. Keadaan
mikro organism.
b. Desiinfektan.
c. Waktu
kontak.
d. Factor
lingkungan.
a.
keadaan
mikro organism.
1) Jenis
Jenis
ikro organism, yaitu bakteri virus, atau parasit, mempunyai kepekaan tertentu
terhadap desi infektan yang berlainan misalnya resistensi cyfte protozoa >
enterrovirus > enteric bacteria.
2) jumlah
Jumlah mikro organism
yang terutama yang pathogen, akan memerkukan dosis desiinfektan yang lebih besar
pula.
3) Umur
Umur mikro organism
akan mempengaruhi pula efektivitas desiinfektan
4) Penyebaran
Mikro
organism yang menyebar akan mudah ditembus desiinfektan. Sebaliknya kumpulan
bakteri akan lebih sulit di tembus oleh desiinfektan. Bakteri cenderung
membentuk “clam” dengan suspenden solic yang ada didalam air, sehingga air yang
keruh harus dicurigai sebagai air yang mempunyai bakteri pantogen yang lebih
banyak.
b.
Waktu
kontak
Untuk
dapat berfungasi dengan optimal, desiinfektan harus mempunyai waktu kontan yang
cukup denagan air yang diproses. Efektivitas desiinfektan dapat ditunjukan
dengan suhu atau konstanta yang merupakan hasil kosentari dengan waktu kontan.
c.
Factor
lingkungan
1) Suhu
Makin tinggi suhu air,
makin tinggi pula efektifita desinfektan.
2) PH
Setiap desinfektan akan
berfungsi dengan optimal pada Ph tertentu,
3) Kualitas
air
Air yang mengandung zat
organic dan unsure lainnya, akan mempengaruhi besarnya choline demend, sehingga
di perlukan kosentrasi clorine yang makin tinggi.
4) Pengelolaan
air
Proses yang d lakukan
sebelum desinfektan, pengendap dan faksin akan mempengaruhi hasil yang di
capai.
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil proses desinfeksi :
·
Beban organik (beban biologis) yang
dijumpai pada benda.
·
Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
·
Pembersihan/dekontaminasi benda sebelumnya.
·
Konsentrasi desinfektan dan waktu
pajanan
·
Struktur fisik benda
·
Suhu dan PH dari proses desinfeksi.
4.
Macam-macam
Antiseptic dan Desinfektan :
a) Chlorin
Chlorin
banyak di gunakan dalam pengelolaan air bersih dan air lmbah sebagai oksidator
dan desinfektan. Sebgai oksidant. Chlorine di gunakan untuk mengunakan rasa dan
warna pada pengelolaan air bersih.
Macam-macam chlorine:
ü Anorganik
cholaramine
ü Organic
cholaramine
ü Cholorine
di oksida
b) Ozone
Ozone
bersifat larut d dalam air dan mudah berkomposisi pada temperature dan PH
tinggi. Karena sifat terakhir ini, maka harus di siapkan/di buat sesaat sebelum
di gunakan. Ozone merupakan oksidator kuat dan bereaksi dengan cepat dengan
hamper semua zat organic dan anorganik. Meskipun demikian, perkecualian terjadi
bagi ion cholorida karena karena
tidak bereaksi dengan ozone atau ammonia yang hanya sedikit bereaksi dengan
ozone.
Sifat
ozone yang bereaksi dengan cepat menyebabkan persitensinya di dalam air hanya
sebentar saja. Dengan demikian desinfektan ini kurang efekti bila di masudkan
untuk menjaga kualtas air yang terkontaminasi di jaringan distribusi. Ozone
sanagat tidak stabil di da;am air serta mempunyai waktu paru sebesar 40 menit
ada PH 7,6 dan suhu 14,6 oC. pada suhu udara bebas, di perkirakan waktu
luruhnya hanya sekitar 20 menit kemampuan ozone untuk membunuh mikrorganisme.
c) Yodine
dan bromine
Sudah
sejak lama lodine di gunakan sebagai antiseptic pada luka yang kita derita.
Meskipun pengunaannya sebagai desinfektan tidak/kurang popular saat ini. sperti
hanya cholorine dan bromine, penggunaan lodine memerlukan memerlikan biaya yang
lebih besar. Aktivitas lodine dan dalam membinaskan bakteri dan cyste sangat
tergantu pada PH. Akan membinasakan virus dan lodine lebih efektif daripada
chloride danbromine.
Bromine
merupakan bakteri dan virusida yang efektif. Pada kehadiran ammonia di dalam
air, bromine masih lebih efektif bila di bandingkan dengan chlorine. Sebagi
cystesida, asam hypobromous masih tetap aktif pada PH > 9.
Macam-Macam
Desinfektan yang lain :
1) Garam
Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa
dan perak dalam jumlah yang kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut
oligodinamik. Hal ini mudah sekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun
garam dari logam berat itu mudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat
dari logam dan lagipula mahal harganya. Meskipun demikian, orang masih biasa
menggunakan merkuroklorida (sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh
manusia lazimnya kita pakai merkurokrom, metafen atau mertiolat.
2) Zat
Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri
mempunyai daya bakteriostatis. Daya kerja ini biasanya selektif terhadap
bakteri gram positif, walaupun beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau
dimatikan, bergantung pada konsentrasi zat pewarna tersebut. Diperkirakan zat
pewarna itu berkombinasi dengan protein atau mengganggu mekanisme reproduksi
sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain
yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau
cemerlang.
3) Klor
dan senyawa klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.
persenyawaan klor dengan kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang
banyak dipakai untuk mencuci alat-alat makan dan minum.
4) Fenol
dan senyawa-senyawa lain yang sejenis
Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan.
Kresol atau kreolin lebih baik khasiatnya daripada fenol. Lisol ialah
desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol; lisol lebih banyak
digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang lain. Karbol ialah nama lain
untuk fenol. Seringkali orang mencampurkan bau-bauan yang sedap, sehingga
desinfektan menjadi menarik.
5) Kresol
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi
bukan saja fenol tetapi juga beberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol.
Kresol efektif sebagai bakterisida, dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh
adanya bahan organic. Namun, agen ini menimbulkan iritasi (gangguan) pada
jaringan hidup dan oleh karena itu digunakan terutama sebagai disinfektan untuk
benda mati. Satu persen lisol (kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan
pada kulit, tetapi konsentrasi yang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.
6) Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa
digunakan, isoprofil dan benzyl alcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa
digunakan terutama karena efek preservatifnya (sebagai pengawet).
7) Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila
digunakan sebagai gas. Agen ini sangat efektif di daerah tertutup sebagai
bakterisida dan fungisida. Dalam larutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal
sebgai formalin.
8) Etilen
Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida
merupakan agen pembunuh bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif.
Sifat penting yang membuat senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah
kemampuannya untuk menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang
manapun yang tidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan
secara komersial untuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong
tersebut. Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah
sebagian besar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen
oksida.
9) Hidogen
Peroksida
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang,
karena kemampuannya mengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering
digunakan dalam pembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya
kemungkinan dimasuki organisme aerob.
10) Betapropiolakton
Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama
dengan etilen oksida. Agen ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak
jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif.
Efeknya cepat, ini diperlukan, karena betapropiolakton dalam larutan cair
mengalami hidrolisis cukup cepat untuk menghasilkan asam akrilat, sehingga
setelah beberapa jam tidak terdapat betapropiolakton yang tersisa.
11) Senyawa
Amonium Kuaterner
Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa
yang empat subtituennya mengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom
nitrogen. Senyawa – senyawa ini bakteriostatis atau bakteriosida, tergantung
pada konsentrasi yang digunakan; pada
umumnya, senyawa-senyawa ini jauh lebih efektif terhadap organisme gram-positif
daripada organisme gram-negatif.
12) Sabun
dan Detergen
Sabun bertindak terutama sebagai agen
akti-permukaan;yaitu menurunkan tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting
karena bakteri, bersama minyak dan partikel lain, menjadi terjaring dalam sabun
dan dibuang melalui proses pencucian.
13) Sulfonamida
Sejak 1937 banyak digunakan
persenyawaan-persenyawaan yang mengandung belerang sebagai penghambat
pertumbuhan bakteri dan lagipula tidak merusak jaringan manusia. Terutama
bangsa kokus seperti Sterptococcus yang mengganggu tenggorokan, Pneumococcus,
Gonococcus, dan Meningococcus sangat peka terhadap sulfonamide.
14) Antibiotik
Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh
mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya
penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain.
5.
Kriteria
suatu desinfektan dikatakan ideal
a. Bekerja
dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
b. Aktivitasnya
tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban
c. Tidak
toksik pada hewan dan manusia
d. Tidak
bersifat korosif
e. Tidak
berwarna dan meninggalkan noda
f. Tidak
berbau/ baunya disenangi
g. Bersifat biodegradable/ mudah diurai
h. Larutan
stabil
i.
Mudah digunakan dan ekonomis
j.
Aktivitas berspektrum luas
6.
Cara-Cara
Mendesinfeksi
1) Cara
Kimia
2) Cara
Fisika
3) Cara
Mekanik
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Desinfektan
didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan
virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit
lainnya. Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat
menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan
lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses
desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian.
Pada
dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan
desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik
karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus
memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras.
Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara
dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada
kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam
proses sterilisasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://signaterdadie.wordpress.com/2009/10/08/desinfektan/
http://linkfadliblog.blogspot.com/2009/05/disinfektan.html. http://abunidathoe.multiply.com/journal/item/32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar