MAKALAH GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
“MENU PADA LANSIA”
Pengampu
: Dr.Drs. Sugeng Maryanto, M.Kes
Di
susun oleh :
Nining
Lestari (020111a015)
Putri
Janurwati (020111a018)
Sri
Ambarwati (020111a020)
Junengsih
(020110a021)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES NGUDI WLUYO
2013
KATA PENGANTAR
Puji
Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan ucapan
alhamdulillahirobbil Alamin, Karena atas berkat Rahmat- Nya yang diberikan
kepada kita terutama nikmatul imaniwal islam, diantara beberapa nikmat tersabut
sehingg penulis dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul tentang “Menu
pada Lansia”.
Penulis
menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kesempurnaan dan tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan
ini kami menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan
yang terbaik. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang
bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.
Ungaran,
Mei 2013
Penulis
Kelompok
9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
usia pada Bab Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi “lanjut usia adalah seorang yang
mencakup usia 60 tahun keatas”. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua
dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, yang pada masa ini
seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit sampai tidak
melakukan tugasnya sehari-hari lagi hingga bagi kebanyakan orang masa tua itu
merupakan masa yang kurang menyenangkan.
Sedangkan seorang menjadi lanjut usia dikarenakan
adanya beberapa proses individual, antara lain :
a. Umur
biologis : fungsi berbagai sistem organnya dibandingkan dengan orang lain pada
umur yang sama.
b. Umur
Psikogis : kapasitas adaptasi individu dibandingkan dengan orang lain pada umur
kronologis yang sama.
c. Umur
sosial : sejauh mana individu dapat melakukan peran sosial dibandingkan dengan
anggota masyarakat dibandingkan dengan anggota masyarakat lain pada umur
kronologis yang sama.
d. Umur
fungsional : tingkat kemampuan individu untuk berfungsi dimasyarakat
dibandingkan dengan orang lain pada umur kronologis yang sama.
Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990)
mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya
terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana
sikap yang ditunjukan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung
dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan
yang diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan
masalah peningkatan kesehatan, ekonomi atau pendapatan dan peran sosial
(Goldstein, 1992).
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa masa lansia / penuaan itu ?
2. Apa
saja factor – faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi pada lansia ?
3. Apa
saja masalah gizi pada lansia ?
4. Bagaimana
pemantauan status nutrisi ?
5. Bagaimana
perencanaan makanan untuk lansia ?
6. Bagaimana
cara mengatur makanan pada lansia ?
7. Bagaimana
cara menjaga kesehatan pada lansia ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian masa lansia
2.
Mengetahui faktor – faktor yang
mempengaruhi pemenuhan nutrisi pada lansia
3.
Mengetahui masalah gizi pada lansia
4.
Mengetahui pemantauan status nutris
5.
Mengetahui perencanaan makanan untuk
lansia
6.
Mengetahui cara mengatur makanan pada
lansia
7.
Mengetahui cara menjaga kesehatan pada
lansia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Masa Lansia / Penuaan adalah proses yang alami dan
spontan, dimana terjadi penurunan faali tubuh atau organ tubuh yang berjalan
perlahan namun berangsur dan pasti. Tanda yang mudah kita lihat adalah kulit
yang tadinya halus mulus berangsur-angsur akan berubah menjadi keriput, rambut
yang tadinya hitam mulai berubah menjadi putih, gigi yang tadinya lengkap
kemudian menjadi ompong dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan lansia adalah orang yang
berusia 60 tahun keatas. Menurut Depkes, penggolongan lansia dibagi menjadi 3
kelompok yaitu :
a)
Kelompok Lansia Dini (55-64 tahun), ini
merupakan kelompok yang baru memasuki lansia
b)
Kelompok Lansia (65 tahun ke atas)
c)
Kelompok Lansia Resiko Tinggi, yaitu
lansia yang berusai lebih dari 70 tahun.
Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk
mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan
kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya,
selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat
memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya
kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan
untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk
jantung, usus, pernafasan dan ginjal.
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi
ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1) Kelompok
zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
a. Bahan
makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti,
singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dll.
b. Bahan
makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine, susu
dan hasil olahannya.
2) Kelompok
zat pembangun Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung
protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur,
kacangkacangan dan olahannya.
3) Kelompok
zat pengatur Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin
dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.
B.
Faktor
– factor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi pada lansia
1) Berkurangnya
kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
2) Berkurangnya
indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam,
dan pahit.
3) Esophagus/kerongkongan
mengalami pelebaran.
4) Rasa
lapar menurun, asam lambung menurun.
5) Gerakan
usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
6) Penyerapan
makanan di usus menurun.
C.
Masalah
gizi pada lansia
1)
Gizi
berlebih
Gizi
berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai
pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik.
Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.
Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit
jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
2)
Gizi
kurang
Gizi
kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan
menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan
kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat
diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,
kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3)
Kekurangan
vitamin
Bila
konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan
protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun,
kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
D.
Pemantauan
Status Nutrisi
1. Penimbangan Berat Badan
a) Penimbangan
BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai peningkatan BB
atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg
dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat
badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.
b) Menghitung
berat badan ideal pada dewasa :
Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm –
100)
Catatan untuk wanita
dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB kurang dari 160 cm, digunakan
rumus :
Berat
badan ideal = TB dalam cm – 100
Jika BB lebih dari
ideal artinya gizi berlebih Jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang.
1.
Kekurangan
kalori protein
Waspadai
lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi, hidup
sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah,
pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering
mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang,
makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat menurunkan asupan protein bagi lansia,
akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.
2.
Kekurangan
vitamin D
Biasanya
terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang atau
tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak
terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.
E.
Perencanaan
Makanan pada Lansia
Perencanaan
makan secara umum :
1. Makanan
harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari :
zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2. Perlu
diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya
diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi
yang kecil. Contoh menu : Pagi : Bubur ayam Jam 10.00 : Roti Siang : Nasi,
pindang telur, sup, papaya Jam 16.00 : Nagasari Malam : Nasi, sayur bayam,
tempe goreng, pepes ikan, dan pisang.
3. Banyak
minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran
sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja
ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi
4. Batasi
makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti
santan, mentega dll.
5. Bagi
pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikanhal-hal sebagai berikut :
·
Makanlah makanan yang mudah dicerna
·
Hindari makanan yang terlalu manis,
gurih, dan goring-gorengan
·
Bila kesulitan mengunyah karena
gigirusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau
dicincang
·
Makan dalam porsi kecil tetapi sering
·
Makanan selingan atau snack, susu, buah,
dan sari buah sebaiknya diberikan
·
Batasi minum kopi atau teh, boleh
diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan
usus dan menambah nafsu makan.
·
Makanan mengandung zat besi seperti :
kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
·
Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan
dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng.
F.
Cara
mengatur makanan pada lansia
Cara
mengatur makanan bagi lansia adalah :
1) Dengan
memperhatikan prinsip-prinsip kebutuhan gizinya yaitu kebutuhan energi memang
lebih rendah dari pada usia dewasa muda (turun sekitar 5-10%), kebutuhan
protein sebesar 1 gr/kg BB, kebutuhan lemak berkurang, kebutuhan karbohidrat
cukup (sekitar 50%), kebutuhan vitamin dan mineral sama dengan usia dewasa
muda. Atau dengan cara praktis melihat di DKGA (Daftar Kecukupan Gizi yang
Dianjurkan)
2) Menu
yang disajikan untuk lansia harus mengandung gizi yang seimbang yakni
mengandung sumber zat energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur.
Dalam hal ini kita bisa mengacu pada makanan empat sehat lima sempurna.
3) Karena
lansia mengalami kemunduran dan keterbatasan maka konsistensi dan tekstur atau
bentuk makanan harus disesuaikan. Sebagai contoh : gangguan pada gigi (gigi
tanggal/ompong), maka bentuk makanannya harus lunak, misal nasi ditim, lauk
pauk dicincang (ayam disuwir, daging sapi dicincang/digiling)
4) Makanan
yang kurang baik bagi lansia adalah makanan berlemak tinggi seperti seperti jerohan (usus, hati, ampela, otal
dll), lemak hewan, kulit hewan (misal kulit ayam, kulit sapi, kulit babi dll),
goreng-gorengan, santan kental. Karena seperti prinsip yang disebutkan tadi
bahwa kebutuhan lemak lansia berkurang dan pada lansia mengalami perubahan
proporsi jaringan lemak. Hal ini bukan
berarti lansia tidak boleh mengkonsumsi lemak. Lansia harus mengkonsumsi lemak
namun dengan catatan sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh misalnya bila
menu hari ini lauknya sudah digoreng, maka sayurannya lebih baik sayur yang
tidak bersantan seperti sayur bening, sayur asam atau tumis. Bila hari ini
sayurnya bersantan maka lauknya dipanggang, dikukus, dibakar atau ditim.
5) Lansia
harus diberi pengertian untuk mengurangi atau kalau bisa menghindari makanan
yang mengandung garam natrium yang tinggi. Contoh bahan makanan yang mengandung
garam natrium yang tinggi adalah garam dapur, vetsin, daging kambing, jerohan,
atau makanan yang banyak mengandung garam dapur misalnya ikan asin, telur asin,
ikan pindang. Mengapa lansia harus menghindari makanan yang mengandung garam
natrium yang tinggi ? Hal ini dikarenakan pada lansia mudah mengalami
hipertensi. Hal ini, seperti yang dijelaskan tadi bahwa elastisitas pembuluh
darah telah menurun dan terjadi penebalan di dinding pembuluh darah yang
mengakibatkan mudahnya terkena hipertensi. Selain itu indera pengecapan pada
lansia mulai berkurang, terutama untuk rasa asin, sehingga rasa asin yang
cukup-pun terasa masih kurang bagi mereka, lalu makanan ditambah garam yang
banyak, hal ini akan meningkatkan tekanan darah pada lansia. Jadi kita memang perlu sampaikan kepada
lansia bahwa panduan rasa asinnya tidak bisa lagi dipakai sebagai ukuran,
karena bila dengan panduan asin dari lansia, untuk kita yang belum lansia akan
terasa asin sekali.
6) Lansia
harus memperbanyak makan buah dan sayuran, karena sayur dan buah banyak
mengandung vitamin, mineral dan serat. Lansia sering mengeluhkan tentang
konstipasi/susah buang air besar, nah dengan mengkonsumsi sayur dan buah yang
kaya akan serat maka akan melancarkan buang air besar. Untuk buah, utamakan
buah yang bisa dimakan dengan kulitnya karena seratnya lebih banyak. Dengan
mengkonsumsi sayuran dan buah sebenarnya lansia tidak perlu lagi mengkonsumsi
suplemen makanan.
7) Selain
konsumsi sayur dan buah, Lansia harus banyak minun air putih. Kebutuhan air
yakni 1500 – 2000 ml atau 6 -8 gelas perhari. Air ini sangat besar artinya
karena air menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya penyakit di saluran
kemih seperti kencing batu, batu ginjal dan lain-lain. Air juga sebagi pelumas
bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila tubuh kekurangan cairan maka fungsi,
daya tahan dan kelenturan tulang juga berkurang. Air juga berguna untuk
mencegah sembelit, karena untuk penyerapan makanan dalam usus memerlukan air.
Contoh Menu Lansia Dalam 1 Hari :
Waktu Makan
|
Pria (2200 kal)
|
Wanita (1850 kal)
|
Pagi
|
1 ½ gls nasi/ pengganti
1 butir telur (Telur Mata Sapi)
100 gr sayuran (Cah Kangkung)
1 gls susu skim
|
1 gls nasi/ pengganti
1 btr telur
100 gr sayuran
1 gls susu skim
|
Pukul 10.00
|
Snack/buah (Nagasari)
|
Snack/buah
|
Siang
|
1 ½ gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Pepes
Ikan)
25 gr tempe/kacang-kacangan (Tempe
bb Tomat)
150 gr sayuran (Sayur Asem)
1 ptg buah (Semangka)
|
1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas
25 gr tempe/kacang-kacangan
150 gr sayuran
1 ptg buah
|
Pukul 17.00
|
Snack/ buah (Bubur Kacang Hijau)
|
Snack/ buah
|
Malam
|
1 ½ gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Basho
Daging)
50 gr tahu (Hot Tahu)
150 gr sayuran (Sup Sayur)
1 ptg buah (Pisang)
|
1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas
50 gr tahu
150 gr sayuran
1
ptg buah
|
G.
Cara
Menjaga Kesehatan pada Lansia
1)
Olah
raga yang teratur dan sesuai
Olah
raga usia lanjut tidak perlu berlebihan, patokan olah raga lansia yaitu beban
ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik,
tidak kompetitif atau bertanding. Beberapa contoh olah raga yang sesuai dengan
batasan tadi adalah jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur
jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki bukut, senam dengan faktor
kesulitan kecil dan olah raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan.
2)
Istirahat,
tidur yang cuku
Tidur
ini bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan immunitas atau kekebalan
tubuh, mempercepat proses penyembuhan penyakit, juga pada saat tidur tubuh
memperbaiki jaringan tubuh yang mengalami kerusakan. Oleh karena itu orang pada
umumnya akan merasa segar setelah istirahat.
3)
Menjaga
kebersihan
Lansia
harus menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan, kebersihan ruangan dan
juga pakaian dimana dia tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh adalah mandi dua kali sehari, mencuci tangan
sebelum makan atau sesudah mengerjakan sesuatu, sikat gigi setelah selesai
makan, membersihkan kuku dan lubang-lubang (hidung, telinga, pusar, anus dan
organ intim), memakai alas kaki jika keluar rumah dan menggunakan pakaian yang
bersih.
Sedangkan
kebersihan lingkungan yakni di halaman rumah, jauh dari sampah dan genangan
air. Di dalam ruangan atau rumah bersih dari debu dan kotoran setiap hari,
tutupi selalu makanan di meja makan. Pakaian, sprei, gorden, karpet, seisi
rumah termasuk kamar mandi dan WC harus dibersihkan secara periodik. Tentu saja
hal ini memerlukan bantuan dari keluarga atau orang yang tinggal bersama Lansia
4)
Memeriksakan
kesehatan secara teratur
Pemeriksaan
kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci keberhasilan dari
upaya pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak sedang sakit, lansia
dianjurakan untuk memeriksakan kesehatannya secara berkala, agar bila ada
penyakit dapat diketahui lebih dini sehingga pengobatannya lebih mudah dan
cepat dan jika ada faktor beresiko yang menyebabkan penyakit dapat dicegah.
5)
Mental
dan batin tenang dan seimbang
Yakni
dengan lebih dekat kepada Tuhan, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, hal
ini akan membuat lebih tenang. Lalu hindari stress, hidup yang penuh dengan
tekanan yang akan merusak kesehatan. Stress juga dapat menyebabkan stroke,
penyakit jantung dan sebagainya. Lalu tersenyum dan tertawa….tapi bukan senyum
dan ketawa sendiri lho… Senyum dan ketawa akan membuat penampilan lebih menarik
dan disukai semua orang. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga
terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan…ingat lagu”Hati yang Gembira
adalah Obat..”? Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi
dan untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. Tertawa dan senyum itu murah
tidak perlu membayar namun menjadikan hidup ceria, bahagia dan sehat
6)
Rekreasi
Rekreasi
untu menghilangkan kelelahan setelah beraktifitas selama seminggu, bisa di
pantai, di taman, atau bersantai bersama keluarga, anak dan cucu, atau teman
dan tetangga.
7)
Yang
terakhir pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman,
karena hidup sehat itu bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga sehat
social
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Penuaan adalah proses yang alami dan spontan, dimana
terjadi penurunan faali tubuh atau organ tubuh yang berjalan perlahan namun
berangsur dan pasti. Tanda yang mudah kita lihat adalah kulit yang tadinya
halus mulus berangsur-angsur akan berubah menjadi keriput, rambut yang tadinya
hitam mulai berubah menjadi putih, gigi yang tadinya lengkap kemudian menjadi
ompong dan sebagainya.
Kesehatan tidak berarti segala-galanya, tetapi tanpa
kesehatan segalanya tidak berarti, maksudnya orang yang sehat belum tentu
hidupnya makmur, kaya raya, segala keinginannya dapat terpenuhi, namun orang
sehat bisa saja adalah orang yang sederhana atau biasa saja. Akan tetapi
kesehatan itu adalah milik kita yang paling berharga, karena bila kita sakit
kita tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak bisa menikmati dengan baik apa yang
kita miliki. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga, merawat, memelihara dan
menyayangi kesehatan.
B.
SARAN
Petugas
kesehatan dapat melakukan penyuluhan untuk memotivasi masyarakat tentang
pentingnya menjaga kesehatan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar