MAKALAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
“POLINDES”
Pengampu
: Sigit Ambar Widyawati, SKM, M.Kes
Disusun
oleh kelompok 3 :
Dwi
Puji Handayani (020111a003)
Eko
Prasetyoningsih (020111a005)
Nining
Lestari (020111a015)
Welly Apri Astito (
0201310b001)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES NGUDI WLUYO
2013
KATA PENGANTAR
Syukur
alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Kesehatan Masyarakat
mengenai PoLinDes dan Program Bidan Desa dengan baik.Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian
makalah ini.
Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,dengan
demikian kami sangat mengharapkan petunjuk dan saran serta kritik dari semua
pihak guna perbaikan di kemudian hari.
Akhir
kata semoga hasil makalah ini memberikan manfaat yang berguna bagi yang
membutuhkannya.
Ungaran,
10 Mei 2013
Kelompok
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Kurang melengkapinya fasilitas kesehatan berada
ditingkat desa membuat seluruh masyarakat terutama ibu dan anak kurang
mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga membuat masih tingginya angka kematian
ibu dan maupun angka kematian anak. Begitu juga dengan pertolongan persalinan
oleh tenaga non kesehatan itu sebagai akibat tidak adanya fasilitas terdekat
dari masyarakat tersebut. Meskipun polindes sudah ada disetiap pelosok desa
tapi mungkin ada yang belum berfungsi sesuai dengan fungsinya bahkan ada sebagian
polindesnya sudah ada tapi bidan nya yang tidak ada ditempat.
Pengembangan pelayanan kesehatan diposyandu meliputi
:kesehatan ibu dan anak, Keluarga berencana, imunisasi, perbaikan gizi dan
penanggulangan diare mempunyai konstribusi terhadap penurunan angka kematian
bayi dan anak balita. Adanya keterbatasan dalam pelayanan posyandu yaitu
pelayanan kesehatan bagi ibu tidak dapat dilakasanakan dengan baik, sehingga
perlu diupayakan peningkatan pelayanan kesehatan ibu melalui polindes. Adanya
kebijakan dari Depertemen Kesehatan untuk menempatkan tenaga bidan didesa
dibawah pembinaan dokter puskesmas.
B. Tujuan
1. Untuk
mengatahui apa itu polindes.
2. Untuk
mengetahui fungsi,unsure,tujuan,kegiatan polindes tersebut.
3. Untuk
mengetahui indicator,kategori polindes.
4. Untuk
mengetahui tentang prinsip-prinsip polindes.
5. Untuk
mengetahui apa-apa saja factor yang menyebabkan rendahnya pemanfaatan polindes.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Polindes
Polindes (pondok bersalin desa) merupakan salah satu
bentuk UKBM( usaha kesehatan bagi masyarakat ) yang didirikan masarakat oleh
masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan
masyarakat desa yang dikelola oleh bidan dibawah pengawasan dokter PKM untuk
memberikan pelayanan KIA-KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan
kewenangan bidan.
Gambar : Polindes
Struktur
Organisasi Polindes :
2.
Tujuan
polindes
a) Tujan
umum :
ü Memperluas
jangkauan peningkatan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA/KB oleh bidan
b) Tujuan
khusus :
ü Meningkatnya
jangkauan dan mutu pelayanan KIA-KB termasuk pertolongan dan penanganan pada
kasus gagal.
ü Meningkatnya
pembinaan dukun bayi dan kader kesehatan.
ü Meningkatnya
kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan bagi ibu dan
keluarganya
Contoh
: Bidan memberikan penyuluhan dan konseling kepada ibu.
Meningkatnya pelayanan kesehatan lainnya
sesuai dengan kewenangan bidan.
3.
Fungsi
polindes
Adapun fungsi polindes
adalah sebagai berikut :
a) Sebagai
tempat pelayanan KIA-KB dan pelayanan kesehatan lainnya
b) Sebagai
tempat untuk melakukan kegiatana pembinaan, penyuluhan dan konseling KIA.
c) Pusat
kegiatan pemberdayaan masyarakat.
4.
Persyaratan
polindes
1) Tersedianya
bidan didesa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.
2) Tersedianya
sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi bidan antara lain, bidan kit,
IUD kit, sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil, timbangan, pengukur
tinggi badan, infuse set dan cairan D5 % dan NACL0,9 %,obat-obatan sederhana
dan uterotonika, buku-buku pedoman KIA-KB dan pedoman kesehatan lainnya, serta
incubator sederhana
3) Memenuhi
persyaratan rumah sehat, antara lain penyediaan air bersih, ventilasi cukup,
penerangan cukup, tersedianya sarana pembuangan air limbah, lingkungan
pekarangan bersih dan iukuran minimal 3x4 m2.
4) Lokasi
mudah dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah dijangkau oleh
kendaraan roda 4
5) Ada tempat untuk melakukan pertolongan
persalinan dan perawatan postpartum minimal 1 tempat tidur.
5.
Kegiatan
– kegiatan polindes
a) Memeriksa
kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada ibu hamil dan mendeteksi dini
resiko tinggi kehamilan.
b) Menolong
persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang.
c) Memberikan
pelayan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.
d) Memberikan
pelayanan kesehatan neonatal,bayi,anak balita dan anak prasekolah serta
imunisasi dasar pada bayi.
e) Memberikan
pelayanan KB.
f) Mendeteksi
dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang berisiko
tinggi baik ibu maupun bayinya.
g) Menampung
rujukan dari dukun bayi dan dari kader.
h) Merujuk
kelainan kefasilitas kesehatan yang lebih mampu.
i)
Melatih dan membina dukun bayi maupun
kader.
j)
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang
gizi ibu hamil dan anak serta peningkatan penggunaan ASI dan KB.
k) Mencatat
serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.
6.
Prinsip-
prinsip polindes
Ada beberapa prinsip
polindes yaitu sebagai berikut :
·
Merupakan bentuk UKBM dibidang KIA-KB.
·
Polindes dapat dirintis didesayang telah
mempunyai bidan yang tinggal didesa.
·
Memiliki tingkat peran serta masyarakat
yang tinggi, berupa penyediaan tempat untuk pelayanan KIA, khususnya
pertolongna persalinan, pengelolaan polindes, penggerakan sasaran dan dukungan
terhadap pelaksanaan tugas bidan didesa
·
Dalam pembangunan fisik polindes dapat
berupa ruang/kamar yang memenuhi persyaratan sehat, dilengkapi sarana air
bersih, maupun peralatan minimal yang dibutuhkan.
·
Kesepakatan dengan masyarakat dalam hal
tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan tempat, dukungan operasional dan tari
pelayanan kesehatan dipolindes.
·
Menjalin kemitraan dengan dukun bayi.
·
Adanya polindes tidak berarti bidan
hanya memberikan pelayana didalam gedung.
7.
Indicator polindes
a) Fisik
Indikator
polindes yaitu pertama dilihat dari fisik, bangunan polindes tampak bersih,
tidaka ada sampah berserakan, lingkungan yang sehat, polindes jauh dari kandang
ternak, mempunyai ruangan yang cukup untuk pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
KIA, mempunyai ruanagan untuk pertolongan persalianan, tempat yang bersih denga
aliran udara/ventilasi yang baik dan terjamin, mempunyai perabotan dan
alat-alat yang memadai untuk pelaksanaan pelayanan
b) Tempat
tinggal bidan didesa
Keberdaan
bidan secara terus menerus/menetap menentukan efektivitas pelayanan, termasuk
efektifitas polindes, jarak tempat tinggal bidan yang menetap didesa dengan
polindes akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan dipolindes, bidan yang
tidak tinggal didesa dianggap tidak mungkin melaksanakan pelayanan pertolongan
persalinan didesa.
c) Pengelolaan
polindes
Pengeloaan
polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan sekaligus pemanfaatan
pelayanan oleh masyarakat. Kriteria pengelolaan polindes yang baik adalah
keterlibatan masarakat melalui wadah kemudian dalam menentukan tariff pelayanan
maka tarif yang ditetapkan secara bersama, diharapkan memberikan kemudahan kepada
masyarakat untuk memanfaatkan polindes, sehingga dapat meningkatkan cakupan dan
sekaligus dapat memuaskan semua pihak.
d) Cakupan
persalinan
Pemanfaatan
pertolongan persalinan merupakan salah satu mata rantai upaya peningkatan
keamanan persalinan, tinggi rendahnya cakupan persalinan dipengaruhi banyak
factor, diantaranya ketersediaan sumber dana kesehatan, termasuk didalamnya
keberadaan polindes beserta tenaga profesionalnya yaitu bidan didesa, dihitung
secara komulatif selama setahun, meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong
dipolindes selain berpengaruh terhadap kualitas pelayanan ibu hamil sekaligus
mencerminkan kemampuan bidan itu sendiri, baik didalam kemampuan teknis medis
maupun didalam menjalin hubungan dengan masyarakat.
e) Sarana
air bersih
Polindes
dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi dengan MCK,
tersedianya sumber air(sumur,pompa,PDAM ) dan dilengkapi pula dengan SPAL
f) Kemitraan bidan dan dukun
Merupakan
hal yang dianjurkan dalam pelayanan pertolongan persalinan dipolindes, dihitung
secara komulatif selama setahun.
g) Dana
sehat
Sebagai
wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat yang pada gilirannya
diharapkan akan mampu melestarikan berbagi jenis upaya kesehatn bersumber daya
masyarakat setempat untuk itu perlu dikembangkan keseluruh wilayah/kelompok
sehingga semua penduduk terliput dana sehat.
h) Kegiatan
KIE untuk kelompok sasaran
KIE
merupakan salah satu teknologi penibgkatan PSM yang bertujuan untuk mendorong
masyarakat agar mau dan mampu memelihara serta melaksanakan hidup sehat sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya, melalui jalinan komunikasi, informasi dan
edukasi yang bersifat praktis dengan keberadaan polindes beserta bidan
ditengah-tengah masyarakat diharapkan akan terjalin interaksi anatara bidan dan
masyarakat. Interksi dengan intensitas dan frekuensi yang cukup tinggi akan
dapat mengatasi kesenjangan informasi kesehatan. Semakin sering bidan
menjalankan KIE akan semakin mendorong masyarakat untuk meningkatakan kemampuan
dukun bayi sebagai mitra kerja didalam memberikan pelayanan kesehatan ibu
hamil. KIE untuk kelompok sasaran seharusnya dilakukan minimal sekali setiap
bulannya dihitung secara komulatif selama setahun.
8.
Kategori
tingkat perkembangan polindes
1) Pratama
Yang merupakan kategori
polindes tingkat pratama yaitu Fisik belum ada bangunan tetap dan belum memnuhi
syarat, Tempat tinggal bidan tidak tinggal didesa yang bersangkutan,
Pengelolaan medis tidak ada kesepakatan, Cakupan persalinan dipolindes < 10
%, Tersedia air bersih tapi belum dilengkapi air dan MCK, cakupan kemitraan
bidan dan dukun bayi < 25 %, kegiatan KIE untuk kelompok sasaran < 6
kali, dana sehat/ JPKM < 50 %.
2) Madya
Fisik belum ada
bangunan tetap dan memenuhi syarat, tempat tinggal bidan >3km, pengelolaan
polindes ada tetapi tidak tertulis, cakupan persalinan dipolindes 10-15 %,
sarana air bersih tersedia tapi belum ada sumber air tapi ada MCK, cakupan
kemitraan bidan dan dukun bayi 25-49%, kegiatan kie untuk kelompok sasaran 6-8
kali, dana sehat/JPKM <50 %.
3) Purnama
Fisik ada bangunan
tetap tapi belum memenuhi syarat, tempat tinggal bidan 1-3 km, pengelolaan
polindes ada dan tertulis, cakupan persalinan dipolindes 20-29 %, sarana air
bersih tersedia dan MCK, cakupan kemitraan bidan dan dukun bayi 50-74%,
kegiatan kie untuk kelompok sasaran 9-12 kali,dana sehat/JPKM <50 %.
4) Mandiri
Fisik ada bangunan
memenuhi syarat, tempat tinggal bidan <1 km, pengelolaan polindes ada dan
tertulis, cakupan persalinan dipolindes 30 %, sarana air bersih tersedia dan
MCK dilengkapi SPAL, cakupan kemitraan bidan dan dukun bayi >75 %, kegiatan
KIE untuk kelompok sasaran >12 kali,dana sehat/JPKM >50 %.
9.
Unsur-unsur
polindes dan kebijakan penempatan bidan didesa
Adapun yang menjadi unsur-unsur polindes yaitu
adanya bidan didesa, bangunan atau ruang untuk pelayanan KIA-KB dan pengobatan
sederhana, serta adanya partisipasi masyarakat. Dalam kebijakan penempatan
bidan didesa, membantu penurunan AKI/AKB akibat komplikasi obstetric khususnya
AKP/AKN dengan mengatasi berbagai kesenjangan geografi, mendekatkan pelayanan KIA-KB,kesenjangan
social budaya, dan kesenjangan ekonomi.
Yang harus dilakukan oleh bidan dipolindes yaitu
membangun kemitraan dengan masyarakat/tokoh masyarakat dan dukun bayi,
meningkatkan profesionalisme, memobilisasi pendanaan masyarakat dalam bentuk tabungan
ibu bersalin, mendorong kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.
10. Beberapa factor yang menyebabkan
rendahnya pemanfaatan polindes
·
Kurangnya promosi
·
Kurangnya rasa memiliki
·
Rendahnya partisipasi aparat desa
·
Fungsi polindes tak memenuhi harapan
masyarakat, disamping factor teknis lain, dimana pengalaman bidan yang masih
minimal.
11. Sasaran Polindes
·
Bayi berusia kurang dari 1 tahun
·
Anak balita usia 1-5 tahun
·
Ibu hamil
·
Ibu menyusui
·
Ibu nifas
·
Wanita usia subur
·
Kader
·
Masyarakat setempat
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Polindes
merupakan salah satu bentuk UKBM( usaha kesehatan bagi masyarakat ) yang
didirikan masarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan
dari pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA-KB serta
pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan bidan. Pengembangan
pelayanan kesehatan diposyandu meliputi : KIA, KB, imunisasi, perbaikan gizi
dan penanggulangan diare mempunyai konstribusi terhadap penurunan AKB dan anak
balita. Adapun yang menjadi unsur-unsur polindes yaitu adanya bidan didesa,
bangunan atau ruang untuk pelayanan KIA-KB dan pengobatan sederhana, serta
adanya partisipasi masyarakat. Yang harus dilakukan oleh bidan dipolindes yaitu
membangun kemitraan dengan masyarakat/tokoh masyarakat dan dukun bayi,
meningkatkan profesionalisme, memobilisasi pendanaan masyarakat dalam bentuk
tabungan ibu bersalin, mendorong kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Syafrudin. 2009.Kebidanan
Komunitas.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.
Eny,dkk.2011.kebidanan
komunitas.yogyakarta : nuha medika
Syafrudin,dkk.2009.ilmu kesehatan
masyarakat.jakarta : trans info medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar