MAKALAH PENGENDALIAN VEKTOR
“Jenis-jenis, Penyakit dan
Pengendalian Tikus”
Disusun
oleh kelompok ;
Anggra
Eka Novianto (020111a002)
|
Dwi
Purtiningsih (020111a004)
|
Fitrianingsih (020111a008)
|
Fridaningsih (020111a009)
|
Muhammad
Zainal Arifin (020111a013)
|
Nining
Lestari (020111a015)
|
Ofier
Y asbanu (020111a017)
|
Sapiunjaenah (020111a019)
|
Widya
Lestari (020111a021)
|
Selpia
Nopariyanti (020110a039)
|
Dian
Pratama Putra (020110a011)
|
Puri
Anasweti (
|
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES NGUDI WALUYO
2013
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa. Dengan ucapan alhamdulillahirobbil Alamin, Karena atas
berkat Rahmat- Nya yang diberikan kepada kita terutama nikmatul imaniwal islam,
diantara beberapa nikmat tersabut sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul tentang “Jenis-jenis , Penyakit, dan Pengendalalian Tikus”.
Dalam penulisan makalah ini, kami
telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.
Ungaran, 17 Desember 2013
Penulis
KELOMPOK
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tikus adalah hewan mengerat (rondensia) yang lebih
dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan
penggangu yang menjijikan di perumahan. Belum banyak diketahui dan disadari
bahwa kelompok hewan ini juga membawa, menyebarkan dan menularkan berbagai
penyakit kepada manusia, ternak dan hewan peliharaan. Rodensia komensal yaitu
rodensia yang hidup didekat tempat hidup
atau kegiatan manusia ini perlu lebih diperhatikan dalam penularan penyakit.
Penyakit yang ditularkan dapat disebabkan oleh infeksi berbagai agen penyakit
dari kelompok virus, rickettsia, bakteri, protozoa dan cacing. Penyakit
tersebut dapat ditularkan kepada manusia secara langsung oleh ludah, urin dan
fesesnya atau melalui gigitan ektoparasitnya (kutu, pinjal, caplak dan
tungau).
Tikus merupakan masalah rutin di
Rumah Sakit, karena itu pengendaliannya harus dilakukan secara rutin. Hewan
mengerat ini menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit, merusak bahan
pangan, instalasi medik, instalasi listrik, peralatan kantor seperti
kabel-kabel, mesin-mesin komputer, perlengkapan laboratorium, dokumen/file dan
lain-lain, serta dapat menimbulkan penyakit. Beberapa penyakit penting yang
dapat ditularkan ke manusia antara lain, pes, salmonelosis, leptospirosis,
murin typhus.
Ditinjau dari nilai estetika, keberadaan tikus akan
menggambarkan lingkungan yang tidak terawat, kotor, kumuh, lembab, kurang
pencahayaan serta adanya indikasi penatalaksanaan/manajemen kebersihan
lingkungan Rumah sakit yang kurang baik. Mengingat besarnya dampak negatif
akibat keberadaan tikus dan mencit di Rumah Sakit, maka Rumah Sakit harus
terbatas dari hewan ini.
Sebagai langkah dalam upaya mencegah kemungkinan
timbulnya penyebaran penyakit serta untuk mencegah timbulnya kerugian sosial
dan ekonomi yang tidak diharapkan, maka perlu disusun pedoman teknis
pengendalian tikus dan mencit di Rumah Sakit..
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan tikus?
2. Apa
saja jenis-jenis tikus yang ada di Indonesia?
3. Apa
makanan tikus?
4. Apa
saja indra yang dimiliki tikus?
5. Apa
yang dimaksud dengan sarang tikus?
6. Bagaimanakah
perkembangan tikus ?
7. Apakah
tanda-tanda keberadaan tikus?
8. Penyakit
apa sajakah yang dapat disebabkan oleh tikus?
9. Bagaimana
cara pengendalian tikus?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian tikus.
2. Mengetahui
jenis-jenis tikus.
3. Untuk
mengetahui makanan tikus
4. Untuk
mengetahui indra yang dimiliki tikus
5. Untuk
mengetahui mengenai sarang/ tempat hidup tikus
6. Untuk
mengetahui perkembangan tikus
7. Mengetahui
tanda-tanda keberadaan tikus.
8. Mengetahui
penyakit yang disebabkan oleh tikus.
9. Mengetahui
cara pengendalian tikus.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Tikus
Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo
rodentia, sub ordo Myormorpha, family muridae. family muridae ini merupakan
family yang dominan dari ordo rodentia karena mempunyai daya reproduksi yang
tinggi, pemakan segala macam makanan (omnivorous) dan mudah beradaptasi dengan
lingkungan yang diciptakan manusia. jenis tikus yang sering ditemukan dihabitat
rumah dan ladang adalah jenis rattus dan mus.
adapun
klasifikasi dari tikus adalah sebagai berikut :
Dunia
: Animalia
Filum
: Chordata
Sub
Filum : Vertebrata
Kelas
: Mammalia
Subklas
: Theria
Ordo
: Rodentia
Sub
ordo : Myomorpha
Famili
: Muridae
Sub
family : Muridae
Genus
: Rattus dan Mus
Species
: Rattus tanezumi
Rattus norvegicus
Rattus exulans
Rattus tiomanicus
Rattus argentiventer
Rattus niniventer
Bandicota
Mus musculus
B.
Jenis-jenis
Tikus
1. Tikus
Rumah (Rattus tanezumi)
Tikus
ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ujung ekor 220-370 mm, ekor 101-180
mm, kaki belakang 20-39 mm, ukuran telinga 13-23 mm, sedangkan rumus mamae
2+3=10. Warna rambut badan atas coklat tua dan rambut badan bawah (perut)
coklat tua kelabu. Yang terrnasuk dalam jenis tikus rumah (rattus rattus) yaitu
tikus atap (roof rat), tikus kapal (ship rat), dan black rat. Jika dilihat dari
jarak kedekatan hubungan antara aktifitas tikus dengan manusia, tikus rumah
merupakan jenis domestik, yaitu aktifitas dilakukan di dalam rumah manusia atau
disebut juga tikus komensal (comensal rodent) atau synanthropic.
Tikus
rurnah merupakan binatang arboreal dan pemanjat ulung . Kemampuan memanjat
tembok kasar dan turun dengan kepala dibawab sangat lihai, dan hila jatuh dari
ketinggian 5,5 meter tidak akan menirnbulkan luka yang berarti bagi tikus.
Makanan yang dibutuhkan seekor tikus dalam sehari sebanyak 10- 15% dari berat
badannya. Perilaku makan tikus dengan memegang makanan dengan kedua kaki depan,
dan kebiasaan mencicipi makanan untuk menunggu reaksi makanan tersebut dalam
perutnya. Hal ini perlu diperhatikan apabila kita memberantas tikus dengan
racun. Tikus mempunyai kebiasaan mencari makan dua kali sehari yaitu pada 1-2
jam setelah matahari tenggelam dan pada l-2 jam sebelum fajar.
Umur
tikus rumah rata-rata satu tahun dan mencapai dewasa siap kawin pada umur 2-3
bulan baik pada tikus jantan maupun betina. Masa bunting selama 21-23 hari dan
seek or tikus betina dapat melahirkan 6-12 (rata-rata 8) ekor anak tikus.
Setelah 24-48 jam melahirkan, tikus betina siap kawin lagi atau disebutpost
partum oestrus.
Dalam
tubuh tikus, terdapat beberapa hewan lain (parasit) yang ada di dalam tubuh
(endoparasit) dan diluar/menempel di tubuh (ektoparasit) yang merupakan penular
atau penyebab banyak sekali jenis penyakit. Endoparasit tikus antara lain
cacing, virus, jamur, protozoa, bakteri, dan rickettsia yang mempunyai tempat
hidup di bati dan ginjal tikus. Sedangkan ektoparasit tikus meliputi: pinjal
(fleas) : Xenopsylla cheopsis, Stivalus cognatus; kutu (lice) : Polyp/ax
spinulosa, Hoplopleura pasifica; larva tungau (chigger) ; tungau (mite);dan
caplak(ticks).
2. Tikus
Got (Rattus norvegicus)
Tikus
got ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 300-400 mm, panjang ekornya
170-230 mm, kaki belakang 42-47 mm, telinga 18-22 mm dan mempunyai rumus mamae
3+3=12. Warna rambut bagian atas coklat kelabu, rambut bagian perut kelabu.
Tikus ini banyak dijumpai diseluruh air/roil/got di daerah kota dan pasar.
3. Tikus
Ladang (Rattus exulans)
Tikus
ladang mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 139-365 mm, panjang ekor
108-147 mm, kaki belakang 24-35 mm dan ukuran telinga 11-28 mm dan mempunyai
rumus mamae 2+2=8. Warna rambut badan atas coklat kelabu rambut bagian perut
putih kelabu. Jenis tikus ini banyak terdapat di semak-semak dan kebun/ladang
sayur-sayuran dan pinggiran hutan dan kadang-kadang masuk ke rumah.
4. Tikus
Sawah (Rattus Argentiveter)
Tikus
sawah (Rattus rattus argentiventer) merupakan hama yang dapat menimbulkan
kerugian bagi tanaman pertanian, yang dapat menyerang tanaman padi, jagung,
kedelai, kacang tanah dan ubi-ubian.
Panjang tikus sawah
dari ujung kepala sampai ujung ekor 270-370 mm, panjang ekor 130-192 mm, dan
panjang kaki belakang 32-39 mm, telinga 18-21 mm sedangkan rumus mamae 3+3=12.
Warna rambut badan atas coklat muda berbintik-bintik putih, rambut bagian perut
putih atau coklat pucat. Tikus jenis ini banyak ditemukan di sawah dan padang
alang-alang.
R.
rattus argentiventer (tikus sawah) adalah merupakan binatang pengerat. Tanda
karakteristik binatang pengerat ditentukan dari giginya. Gigi seri berkembang
sepasang dan membengkok, permukaan gigi seperti pahat. Selain itu terdapat
diastema (bagian lebar tidak bergigi yang memisahkan gigi seri dengan geraham),
serta tidak mempunyai taring. Gigi lainnya berada di bagian pipi terdiri dari 1
geraham awal (premolar) dan 3 geraham
atau hanya 3 geraham (Anonim, 1989).
5. Tikus
Wirok (Bandicota indica)
Panjang
dari tikus wirok ini dari ujung kepala sampai ekor 400-580 mm, panjang ekornya
160-315 mm, kaki belakang 47-53 mm, telinga 29-32 mm seangkan rumus mamae
3+3=12. Warna rambut badan atas dan rambut bagian perut coklat hitam, rambutnya
agak jarang dan rambut di pangkal ekor kaku seperti ijuk, jenis tikus ini
banyak dijumpai di daerah berawa, padang alang-alang dan kadang-kadang di kebun
sekitar rumah.
6. Mencit
(Mus musculus)
Mencit adalah
binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Mencit (Mus
musculus) adalah anggota Muridae
(tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan
dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan
barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Mencit
percobaan (laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui proses seleksi. Sekarang
mencit juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan.
Tikus ini mempunyai panjang ujung
kepala sampai ekor kurang dari 175 mm, ekor 81-108 mm, kaki belakang 12-18 mm,
sedangkan telinga 8-12 mm, sedangkan rumus mamae 3+2=10. Warna rambut badan
atas dan bawah coklat kelabu.
C. Makanan Tikus
Tikus
merupakan hewan yang mempunyai preferensi makanan yang banyak, baik yang
berasal dari tumbuhan maupun dari hewan. Walaupun demikian biji-bijian seperti
gabah, beras dan jagung tampaknya lebih disukai daripada yang lain. Seekor
tikus dapat merusak 283 bibit padi per hariatau 103 batang padi bunting per
hari. Setelah itu, tikus juga menyukai umbi-umbian serperti ubi jalar dan ubi
kayu. Makanan yang berasal dari hewan terutama adalah serangga dan hewan-hewan
kecil lainnya. Makanan dari hewan ini merupakan sumber untuk pertumbuhan dan
untuk memperbaiki bagian-bagian tubuh yang rusak, sedangkan makanan yang
berasal dari tumbuhan dimanfaatkan sebagai sumber tenaga.
Hasil
penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa kebutuhan makanan seekor tikus
setiap hari kira-kira 10% dari bobot tubuhnya, tergantung dari kandungan air
dan gizi dalam makanannya.Tikus merupakan hewan yang aktif pada maam hari
sehingga sebagian besar aktivitas makannya dilakukan pada malam hari.Tikus
memiliki sifat “neo-fobia”, yaitu takut atau mudah curiga terhadap benda-benda
yang baru ditemuinya. Dengan adanya sifat tikus yang demikian, maka makanan
akan dimakan adalah makanan yang sudah biasa ditemui. Dia akan mencicipi dulu
makanan yang baru ditemuinya.
Hal
ini dapat mempengaruhi keberhasilan pengendalian secara kimia dengan
menggunakan umpan beracun, sehingga harus diusahakan agar umpan yang digunakan
adalah umpan yang disukai oleh tikus dan tempat umpanyang digunakan adalah
benda-benda alami yamg banyak terdapat di alam. Dan bila makanan yang dimakan
tersebut membuat keracunan dengan cepat maka dia akan mengeluarkan suara
kesakitan dan tanda bahaya kepada teman-temannya. Maka dari itu untuk
penggunaan pestida kimia sebaiknya digunakan pestisida yang membunuh secara
perlahan, dimana tikus tersebut akan mati dalam beberapa hari, sehingga tikus
tersebut tidak merasa kapok dan tidak akan tahu kalau makanan yang dimakannya
ternyata beracun.
Dalam
mencari makanan, tikus selalu pergi dan kembali melalui jalan yang sama,
sehingga lama-lama terbentuk jalan tikus. Hal ini disebabkan tikus akan merasa
aman untuk melewati jalan yang sama, daripada setiap saat harus membuat jalan
baru. Jalan yang sama dapat ditandai dengan gesekan benda-benda di sekitar
jalan tersebut dengan misainya, dan juga karena adanya air seni yang
dikeluarkan pada jalan tersebut yang dapat diciuminya.
D. Indera Pada Tikus
1) Indera
Penglihatan Tikus
Dilihat dari pengelihatannya menurut para ahli konon
tikus ternyata tikus mempunyai
pengelihatan yang jelek, yaitu ternyata tikus adalah hewan yang buta warna,
artinya ia hanya dapat melihat benda-benda berwarna hitam dan putih. Akan
tetapi, tikus tampaknya tertarik pada warna-warna hijau, kuning dan hitam.
Warna hijau dan kuning diduga merupakan warna daun dan malai tanaman padi yang
merupakan makanan utamanya di lapang. Sedangkan warna hitam merupakan warna
gelap yang terlihat pada malam hari. Kemampuan tikus dalam melihat benda-benda
yang ada di depannya dapat mencapai 10 meter.
2) Indera
Penciuman Tikus
Organ penciuman tikus sangat baik, terutama untuk
mencium bau makanannya. Tikus jantan dapat mencium bau tikus betina yang sedang
birahi untuk dikawininya.Tikus betina dapat mencium bau anaknya yang keluar
dari sarang berdasarkan air seni yang dikeluarkan oleh anaknya.
3) Indera
Pendengaran Tikus
Pendengaran tikus sangat baik. Tikus dapat mendengar
suara-suara dengan frekuensi tinggi, yang tidak dapat didengar oleh manusia.
Berdasarkan suara-suara yang dikeluarkan oleh tikus, dapat dibagi menjadi
beberapa suara, yaitu :
·
Suara-suara pada saat akan melakukan
perkawina
·
Suara-suara menandakan adanya bahaya
·
Suara-suara pada saat menemukan makanan
·
Suara-suara pada saat tikus mengalami
kesakitan
E.
Sarang
Tikus
Sarang yang dibuat biasanya mempunyai lebih dari
satu pintu, pintu utama untuk jalan keluar dan masuk setiap hari, pintu darurat
yang digunakan dalam keadaan yang membahayakan, misalnya pada saat dikerjar
oleh predator ataupun pada saat dilakukan gropyokan, dan pintu yang menuju ke sumber
air sebagai minumnya. Pintu darurat ini disamarkan dengan cara ditutupi dengan
daun-daunan.Selain itu, sarang tikus juga terdiri dari lorong yang
berkelok-kelok; semakin banyak anggota keluarga tikus, semakin panjang lorong
yang dib Sarang tikus juga dilengkapi dengan ruangan/kamar yang difungsikan
untuk beranak dan kamar sebagai gudang tempat meyimpan bahan makanan.
F.
Perkembangbiakan
Tikus berkembang biak dengan sangat cepat, tikus
menjadi dewasa dalam arti dapat kawin mulai umur 3 bulan, masa bunting tikus
betina sangat singkat, kira-kira 3 minggu. Jumlah anak yang dihasilkan setiap
kelahiran berkisar antara 4 – 12 ekor (rata-rata 6 ekor) tergantung dari jenis
dan keadaan makanan di lapangan. Dan setelah 2-3 hari setelah melahirkan
tikus-tikus tersebut sudah siap kawin lagi.
G. Tanda-tanda
Keberadaan Tikus
Untuk mengetahui ada tidaknya tikus
pada suatu tempat dan mencegah kemungkinan bahaya dari makanan yang tercemar
oleh tikus adalah sebagai berikut :
1. Droping
Adanya kotoran tikus yang ditemukan
di tempat/ruangan yang diperiksa. Tinja tikus mudah dikenal dari bentuk dan
warna yang khas, tanpa disertai bau yang mencolok, tinja tikus yang masih baru
lebih terang dan mengkilap serta lebih lembut (agak lunak), makin lama maka
tinja akan semakin keras.
2. Run ways
Jalan yang biasa dilalui tikus dari
waktu ke waktu disuatu tempat disebut run
ways. Tikus mempunyai kebiasaan melalui jalan yang sama, bila melalui
lubang diantara eternit rumah, maka jalan yang dilaluinya lambat laun menjadi
hitam.
3. Grawing
Grawing
merupakan bekas gigitan yang dapat
ditemukan, tikus dalam aktivitasnya akan melakukan gigitan baik untuk makan
maupun membuat jalan misalnya lubang dinding.
4. Borrow
Borrow
adalah lubang yang terdapat pada
sekitar beradanya tikus seperti dinding, lantai, perabotan dan lain-lain.
5. Bau
Tikus akan mengeluarkan bau yang
disebabkan oleh tubuh tikus atau urinnya.
6. Tikus hidup
Tikus hidup akan berkeliaran
walaupun hanya sebentar.
7. Ditemukannya Bangka tikus baru atau
lama di tempat yang diamati.
H. Penyakit
yang Disebabkan Oleh Tikus
Tikus berperan sebagai tuan rumah
perantara untuk beberpa jenis penyakit yang dikenal Rodent Borne Disease.
Penyakit-penyakit yang tergolong Rodent Borne Disease adalah :
1. Pes
atau sampar atau plague atau la peste merupakan penyakit zoonosis yang timbul pada hewan
pengerat dan dapat ditularkan pada manusia. Penyakit tikus ini menular dan
dapat mewabah. Gejalanya antara lain adalah demam tinggi tanpa sebab, timbulnya
bubo pada femoral, inguinal dan ketiak juga sesak dan batuk.
2. Salmonellisis yang merupakan penyaklit yang
disebabkan bakteri salmonella yang dapat menginfeksi hewan dan juga manusia.
Tikus yang terinfeksi bakteri ini akan dapat menyebabkan kematian pada manusia
dan salmonellisis dapat tersebar dengan melalui kontaminasi feses. Gejalanya
antara lain adalah gastroenteritis, diare, mual, muntah dan juga demam yang
diikuti oleh dehidrasi.
3. Leptospirosis merupakan infeksi akut disebabkan
oleh bakteri leptospira yang menyerang mamalia. Ini dapat menyerang siapapun
yang memiliki kontak dengan berbagai benda maupun hewan lain yang mengalami
infeksi leptospirosis. Gejalanya antara lain adalah sakit kepala, bercak merah
di kulit, gejala demam dan juga nyeri otot.
4. Murine
typhus adalah
penyakit yang disebabkan oleg Rickettsian typhi atau R. mooseri yang dapat
dotuarkan melalui gigitan pinjal tikus. Gejalanya antara lain adalah
kedinginan, sakit kepala, demam, prostration dan nyeri di seluruh tubuh. Ada
juga bintil-bintil merah yang timbul di hari kelima hingga keenam.
5. Rabies merupakan penyakit yang menyerang
sistem saraf pusat dan memiliki gejala khas yaitu penderita jadi takut terhadap
air dan karena inilah rabies juga sering disebut hidrofobia. Tikus menyebarkan
penyakit ini melalui gigitan. Gejala awal dari rabies tidaklah jelas, umumnya
pasien merasa gelisah dan tidak nyaman. Gejala lanjut yang dapat diidentifikasi
antara lain adalah rasa gatal di area sekitar luka, panas dan juga nyeri yang
lalu bisa saja diikuti dengan sakit kepala, kesulitan menelan, demam dan juga
kejang.
6. Rat-Bit
Fever atau demam
gigitan tikus disebabkan oleh gigitan tikus dan biasanya dialami anak-anak di
bawah 12 tahun dan penyakit ini memiliki mas inkubasi selama 1 hingga 22 hari.
Gejala yang ditimbulkan antara lain adalah sakit kepala, muntah, kedinginan dan
demam. Bakteri di dalam gigitan tikus merupakan penyebab dari penyakit tikus
ini.
I. Pengendalian
Tikus
1) Pengendalian
Non Kimiawi
a. Sanitasi
dan Higienis Lingkungan
Tikus
akan berkembang biak dan hidup dengan baik pada situasi dimana mereka dengan
mudah mendapatkan makanan, air, tempat berlindung dan tempat tinggal yang tidak
terganggu. Beberapa hal yang dapt dilakukan untuk meminimalisasi gangguan tikus
:
·
Minimalisasi tempat bersarang/harborages
antara lain : eliminasi rumput/semak belukar
·
Meletakkan sampah dalam garbage/tempat
sampah yang memiliki konstruksi yang rapat
·
Meniadakan sumber air yang dapat
mengundang tikus, karena tikus membutuhkan minum setiap hari
b. Pencegahan
secara fisik dan mekanis
·
Secara fisik dilakukan dengan eksklusi
atau struktur kedap tikus untuk mencegah tikus dapat masuk ke dalam bangunan
antara lain dengan menutup semua akses keluar-masuk tikus (celah, lubang) pada
bangunan, mengeliminasi sarang atau tempat persembunyian tikus serta memangkas
ranting pohon yang menjulur kebagunan, tidak membuat taman terlalu dekat dengan
struktur bangunan.
·
Secara mekanik dilakukan dengan membuat
pelindung (Proofing) sehingga tikus tidak dapat masuk ke dalam rumah, ruangan
dan tempat penyimpanan contohnya dengan memasang plat besi pada pohon.
Pengendalian secara mekanis lainnya juga dapat dilakukan antara lain dengan
menggunakan perangkap antara lain perangkap lem, perangkap jepit, perangkap
massal dan perangkap elektrik. Perangkap merupakan cara yang paling disukai
untuk membunuh atau menangkap tikus pada keadaan dimana tikus yang mati
disembarang tempat sulit dijangkau dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap
serta sulit.
c. Perangkap
ü Perangkap
Lem Tahapan Pemasangan:
1. Gunakan
kertas berperekat yang tersimpan dalam kotak seng untuk lokasi kerja yang
terdapat pengolahan makanan, sediaan farmasi atau area sensitif lainnya.
2. Tempatkan
pada lokasi tertentu dekat dinding atau tanda lalu-lintas tikus banyak terdapat
masing-masing berjarak 10 – 25 meter dengan lubang pintu sejajar dengan
dinding.
3. Tempelkan
sticker petunjuk dan kartu cek list di atas perangkap lem.
4. Lakukan
pencatatan jumlah tikus yang tertangkap untuk setiap periode.
ü Perangkap
Tikus Elektrik (Rat Zapper) Tahapan Pemasangan:
1. Pemasangan
perangkap tikus elektrik dilakukan untuk ”Food area” yaitu lokasi yang berdekatan
dengan makanan atau ruang produksi, gudang makanan atau area sensitif lainnya.
2. Penggunaan
peralatan tsb dipergunakan untuk kasus khusus apabila telah digunakan jenis
perangkap yang lain dan tidak efektif.
3. Perangkap
tikus elektrik tsb menggunakan energi listrik dari baterai dengan dilengkapi
tombol on/off.
4. Pada
saat pemasangan perangkap elektrik tsb kondisi tombol “on”
·
Tempelkan sticker petunjuk di atas
perangkap elektrik.
·
Lakukan pemeriksaan setiap hari oleh
teknisi atau minta bantuan pemilik atau penanggungjawab lokasi, bunuh tikus
yang terperangkap dan bersihkan perangkap dengan dengan air panas serta ganti
umpan tanpa racun bila perlu untuk siap dipasang kembali.
·
Apabila terdapat tikus yang tertangkap
di dalam perangkap elektrik, dilakukan pembersihan bangkai tikus dengan
mempergunakan lap basah di sensor perangkap elektrik dalam kondisi
perangkap”off” atau tidak ada aliran listrik.
·
Lakukan pencatatan jumlah tikus yang
tertangkap untuk setiap periode.
2) Pengendalian
Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dilakukan semata-mata
atas pertimbangan bahwa pengendalian secara mekanis tidak memberikan hasil yang
optimal atau tidak memberikan hasil yang sesuai dengan harapan pelanggan dan
atau untuk aplikasi di luar bangunan. Pengendalian secara kimiawi tidak
digunakan pada lokasi yang terdapat aktifitas pengolahan/produksi makanan /
farmasi/ area sensitif lainnya. Penempatan racun pada industri makanan hanya
dilakukan di luar ruangan yang tidak berhubungan dengan produksi dan dilakukan
untuk jangka waktu terbatas dan dibawah pengawasan yang ketat. Pengendalian
dengan cara kimiawi dilakukan dengan menggunakan umpan yang mengandung
rodentisida (racun tikus). 3.2.1. Alat-alat untuk aplikasi rodentisida
a. Tamper
Resistant
Merupakan
tempat racun padat yang yang dapat melindungi dari pengaruh lingkungan (a.l.
hujan ).
1. Kotak
umpan ber-kunci (Tamper Resistant) dipergunakan untuk pengumpanan di dalam
ruangan umum dan ruangan terbuka.
2. Tempatkan
sticker petunjuk dan kartu cek list di atas setiap Kotak umpan berkunci
3. Penempatan
Tamper Resistant diletakkan jauh dari jangkauan anak-anak
4. Setiap
tempat racun umpan harus diberi nomor seri/pengenal/No. penempatan untuk
memudahkan monitoring dan pencatatan.
b. Racun
Minuman
Racun minuman merupakan
pilihan terbaik dalam pengendalian tikus ,jika ketersediaan makanan di lokasi
pemasangan banyak. Aplikasi racun minuman dapat dilakukan bersamaan dengan
umpan racikan dengan hasil yang lebih baik. WARNING. Hati-hati dalam aplikasi
racun minuman, karena sifat racun minuman yang mudah menguap sehingga dapat
menyebabkan kontaminasi.
c. Penanganan
Bangkai
Tikus Pasca
Pengendalian Tikus Kumpulkan tikus yang terperangkap / mati, musnahkan dengan
cara membakar dan dikubur dengan kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm, begitu
pula dengan setiap bahan sisa atau sisa pembungkus umpan racun.
d. Peralatan
Keselamatan Dan Pakaian Kerja
Dalam melaksanakan
aktivitas pengendalian tikus, kelengkapan keselamatan kerja yang harus dipenuhi
meliputi :
1. Sarung
tangan karet apabila berhubungan dengan rodentisida, bangkai tikus.
2. Masker
penutup hidung dan mulut apabila berhubungan dengan bangkai tikus
3. Helmet
apabila bekerja di area kolong bangunan atau daerah berbahaya atau bila
ditentukan oleh pemilik/penanggungjawab lokasi
4. Sepatu
safety dan safety glass dan tanda pengenal lainnya bila ditentukan oleh
pemilik/penanggungjawab lokasi
5. Pakaian
kerja yang dipergunakan khusus melakukan pekerjaan.
6. Pakai
Tanda Pengenal Perusahaan yang masih berlaku
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tikus adalah binatang yang termasuk
dalam ordo rodentia, sub ordo Myormorpha, family muridae. family muridae ini
merupakan family yang dominan dari ordo rodentia karena mempunyai daya
reproduksi yang tinggi, pemakan segala macam makanan (omnivorous) dan mudah
beradaptasi dengan lingkungan yang diciptakan manusia. jenis tikus yang sering
ditemukan dihabitat rumah dan ladang adalah jenis rattus dan mus.
Jenis-jenis
Tikus , tikus Rumah (Rattus tanezumi), tikus Got (Rattus norvegicus) ,tikus
Ladang (Rattus exulans), tikus Sawah (Rattus Argentiveter) ,tikus Wirok
(Bandicota indica), Mencit (Mus musculus).
Pengendalian
Tikus
1. Teknik
Budidaya
Pengendalian dengan cara ini adalah
melakukan penanaman padi secara serentak agar serangan hama tidak mengarah
hanya pada beberapa petak sawah saja.
2. Cara
Biologis
Pengendalian secara
biologis antara lain membiarkan berbagai hewan predator tikus seperti ular
sawah dan burung hantu hidup di sekitar aral persawahan.
3. Cara
Fisik
Pengendalian tikus
secara fisik dilakukan dengan cara pemasangan perangkap.
4. Cara
Mekanis
Pengendalian secara
mekanis adalah melakukan upaya goropyokan, yaitu memburu tikus dengan
menghancurkan atau membongkar sarang-sarang tikus yang ada di sekitar areal
persawahan.
B.
Saran
Tikus
merupakan salah satu vector penyakit yang merugikan manusia. Oleh karena itu
diperlukan adanya tindakan pengendalian agar masalah yang ditimbulkan oleh
adanya tikus dapat diminimalisir terutama masalah yang beerkaitan kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus.
Diakses tanggal 25 November 2011
http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_rumah.
Diakses tanggal 25 November 2011
http://metana3.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-vektor-penyakit.html.
Diakses tanggal 27 Oktober 2013