MAKALAH PENGENDALIAN
TROPIK
“MASALAH GIZI GANDA”
Pengampu : Auly Tarmali S.KM, M.Kes.
Disusun oleh kelompok 1 :
Nining Lestari (020111a015)
Nur Kakim (020111a016)
Ofir Y Asbanu (020111a017)
Putri Janurwati (020111a018)
Sapiun Jaenah (020111a019)
Putri Janurwati (020111a018)
Sapiun Jaenah (020111a019)
PROGRAM STUDI KESEHATAN
MASYARAKAT
STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
ucapan alhamdulillahirobbil Alamin, Karena atas berkat Rahmat- Nya yang
diberikan kepada kami terutama nikmatul imaniwal islam, diantara beberapa
nikmat tersebut sehingg penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang “Masalah gizi Gizi”
Penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan dan tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyajikan yang terbaik. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Ungaran,
4 Desember 2013
Penulis
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Masalah gizi muncul akibat masalah
ketahanan pangan ditingkat rumah tanga (kemampuan memperoleh makanan untuk
semua anggotannya), masalah kesehatan, kemiskinan, pemerataan, dan kesempatan
kerja. Indonesia mengalami masalah gizi
ganda yang artinya sementara masalah
gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh sudah muncul masalah baru. Sekarang ini masalah gizi
mengalami perkembangan yang sangat pesat, Malnutrisi masih saja melatar
belakangi penyakit dan kematian anak, meskipun
sering luput dari perhatian. Keadaan kesehatan gizi tergantung dari
tingkat konsumsi yaitu kualitas hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh.
Akibat dari kesehatan gizi yang tidak baik, maka timbul penyakit gizi, umumnya
pada anak balita diderita penyakit gizi buruk. Hubungan antara kecukupan gizi
dan penyakit infeksi yaitu sebab akibat yang timbal balik sangat erat. Berbagai
penyakit gangguan gizi dan gizi buruk akibatnya tidak baiknya mutu/jumlah
makanan yang tidak sesuaidengan kebutuhan tubuh masing – masing orang. Masalah
gizi semula dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya dapat ditanggulangi
dengan pengobatan medis/kedokteran. Gizi seseorang dapat dipengaruhi terhadap
prestasi kerja dan produktivitas. Pengaruh gizi terhadap perkembangan mental
anak.
Hal ini sehubungan dengan terhambatnya
pertumbuhan sel otak yang terjadi pada anak yang menderita gangguan gizi pada
usia sangat muda bahkan dalam kandungan. Berbagai faktor yang secara tidak
langsung mendorong terjadinya gangguan gizi terutama pada balita. Ketidaktahuan
akan hubungan makanan dan kesehatan, prasangka buruk terhadap bahan makanan
tertentu,adanya kebiasaan/pantangan yang merugikan, kesukaan berlebihan
terhadap jenis makanan tertentu, keterbatasan penghasilan keluarga, dan jarak
kelahiran yang rapat. Kemiskinan masih merupakan bencana bagi jutaan manusia.
Sekelompok kecil penduduk dunia berpikir “hendak makan dimana” sementara
kelompok lain masih berkutat memeras keringat untuk memperoleh sesuap nasi.
Dibandingkan orang dewasa, kebutuhan akan zat gizi bagi bayi, balita, dan anak
– anak boleh dibilang sangat kecil. Namun, jika diukur berdasarkan % berat
badan, kebutuhan akan zat gizi bagi bayi, balita, dan anak – anak ternyata melampaui
orang dewasa nyaris dua kali lipat. Kebutuhan akan energi dapat ditaksir dengan
cara mengukur luas permukaan tubuh/menghitung secara langsung konsumsi energi
itu ( yang hilang atau terpakai ).
Asupan energi dapat diperkirakan dengan
jalan menghitung besaran energi yang dikeluarkan. Jumlah keluaran energi dapat
ditentukan secara sederhana berdasarkan berat badan Kekurangan berat badan yang
berlangsung pada anak yang sedang tumbuh merupakan masalah serius.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah – masalah gizi buruk yang kita
ketahui bisa menyerang siapa saja khusunya balita dan anak – anak dengan kriteria
umur tertentu. Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan
masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan
medis dan pelayanan kesehatan saja melainkan dari pendekatan lain. Identifikasi
gizi buruk berupa penyebab – penyebab gizi buruk, asupan gizi, malnutrisi
primer dan sekunder, dan jumlah data penderita gizi buruk.
C.
TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah presentasi
ini adalah ingin memberitahukan kepada masyarakat hal – hal apa saja yang
menjadi ruang lingkup dari masalah gizi buruk, menambah pengetahuan bagi
masyarakat agar lebih luas wawasannya mengenai gizi buruk, memberitahukan
jumlah penurunan penderita gizi buruk,memberikan gambaran yang jelas mengenai
penyakit gizi buruk, juga tidak lupa untuk menambah nilai mahasiswa, dan lain –
lain yang bisa berdampak positif bagi penulis dan para pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN GIZI
Gizi
adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energi.
Status
gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator
baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Adapun definisi lain menurut
Suyatno, Ir. Mkes, Status gizi yaitu Keadaan yang diakibatkan oleh status
keseimbangan antara jumlah asupan (“intake”) zat gizi dan jumlah yang
dibutuhkan (“requirement”) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis:
(pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan
lainnya).
Status gizi yang baik diperlukan untuk
mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan, membantu pertumbuhan bagi anak,
serta menunjang pembinaan prestasi olahragawan. Status gizi ini menjadi penting
karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan atau
kematian. Status gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap
kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan kesehatan.
Status gizi juga dibutuhkan untuk mengetahui ada atau tidaknya malnutrisi pada
individu maupun masyarakat. Dengan demikian, status gizi dapat dibedakan
menjadi gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih..
B.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Status Gizi Seseorang
1)
Faktor Lingkungan
Lingkungan yang buruk seperti air minum yang tidak bersih, tidak
adanya saluran penampungan air limbah, tidak menggunakan kloset yang baik, juga
kepadatan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan penyebaran kuman patogen. Lingkungan yang mempunyai iklim
tertentu berhubungan dengan jenis tumbuhan yang dapat hidup sehingga
berhubungan dengan produksi tanaman.
2)
Faktor Ekonomi
Di banyak negara yang secara ekonomis kurang berkembang, sebagian
besar penduduknya berukuran lebih pendek karena gizi yang tidak mencukupi dan
pada umunya masyarakat yang berpenghasilan rendah mempunyai ukuran badan yang
lebih kecil. Masalah gizi di
negara-negara miskin yang berhubungan dengan pangan adalah mengenai kuantitas
dan kualitas. Kuantitas menunjukkan penyediaan pangan yang tidak mencukupi
kebutuhan energi bagi tubuh. Kualitas berhubungan dengan kebutuhan tubuh akan
zat gizi khusus yang diperlukan untuk petumbuhan, perbaikan jaringan, dan
pemeliharaan tubuh dengan segala fungsinya.
3)
Faktor Sosial-Budaya
Indikator masalah gizi dari sudut pandang sosial-budaya antara
lain stabilitas keluarga dengan ukuran frekuensi nikah-cerai-rujuk, anak-anak
yang dilahirkan di lingkungan keluarga yang tidak stabil akan sangat rentan
terhadap penyakit gizi kurang. Juga indikator demografi yang meliputi susunan
dan pola kegiatan penduduk, seperti peningkatan jumlah penduduk, tingkat
urbanisasi, jumlah anggota keluarga, serta jarak kelahiran. Tingkat pendidikan juga termasuk dalam faktor ini. Tingkat
pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan
seseorang, kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan
daya beli makanan.
4)
Faktor Biologis/Keturunan
Sifat yang diwariskan memegang kunci bagi ukuran akhir yang dapat
dicapai oleh anak. Keadaan gizi sebagian besar menentukan kesanggupan untuk
mencapai ukuran yang ditentukan oleh pewarisan sifat tersebut. Di negara-negara
berkembang memperlihatkan perbaikan gizi pada tahun-tahun terakhir
mengakibatkan perubahan tinggi badan yang jelas.
5)
Faktor Religi
Religi atau kepercayaan juga berperan dalam status gizi masyarakat,
contohnya seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu
yang sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok
umur tersebut. Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi ikan.
C.
FENOMENA DI MASYARAKAT MASALAH GIZI BURUK
Sepanjang tahun ini banyak sudah bencana
kesehatan yang melanda bangsa ini. Mulai dari demam berdarah, polio dan
penyakit busung lapar yang cukup mengejutkan. Kasus penderita gizi buruk terus
bertambah disejumlah daerah. Kasus gizi buruk umumnya menimpa balita dengan
latar belakang ekonomi lemah. Beragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada
anak-anak dari kurang gizi hingga busung lapar. Betapa banyaknya bayi dan
anak-anak yang sudah bergulat dengan kelaparan dan penderitaan sejak mereka
dilahirkan. Penyebab utama kasus gizi buruk di Indonesia tampaknya karena masalah
ekonomi atau kurang pengetahuan. Kemiskinan dan ketidakmampuan orang tua
menyediakan makanan bergizi bagi anaknya menjadi penyebab utama meningkatnya
korban gizi buruk di Indonesia, kemiskinan memicu kasus Gizi Buruk.
Fenomena gizi buruk ini biasanya
melibatkan kurangnya asupan kalori baik dari karbohidrat atau protein (protein energy
malnutrition–PEM). Kurangnya pasokan energi sangat mempengaruhi kerja
masing-masing organ tubuh. Keadaan gizi buruk ini secara klinis dibagi menjadi
3 tipe : Kwashiorkor, Marasmus, dan Kwashiorkor-Marasmus. Ketiga kondisi
patologis ini umumnyaterjadi pada anak-anak di negara berkembang yang berada
dalam rentang usia tidak lagi menyusui.
Perbedaan antara marasmus dan
kwashiorkor tidak dapat didefinisikan secara jelas menurut perbedaan kurangnya
asupan makanan tertentu, namun dapat teramati dari gejala yang ditunjukkan
penderita.
1)
KWASHIORKOR
Kwashiorkor sering juga diistilahkan sebagai busung lapar atau HO.
Penampilan anak-anak penderita HO umumnya sangat khas, terutama bagian perut
yang menonjol. Berat badannya jauh di bawah berat normal. Edema stadium berat
maupun ringan biasanya menyertai penderita ini.
Beberapa ciri lain yang menyertai di antaranya:
·
Perubahan mental menyolok.
Banyak menangis, padastadium lanjut anak terlihat sangat pasif.
·
Penderita nampak lemah dan
ingin selalu terbaring
·
Anemia.
·
Diare dengan feses cair yang
banyak mengandungasam laktat karena berkurangnya produksi laktase dan enzim
penting lainnya
·
Kelainan kulit yang khas,
dimulai dengan titik merahmenyerupai petechia ( perdarahan kecil yang timbul
sebagai titik berwarna merah keunguan, pada kulit maupun selaput lendir, Red.
), yang lambat laun kemudian menghitam. Setelah mengelupas, terlihat kemerahan
dengan batas menghitam. Kelainan ini biasanya dijumpai di kulit sekitar
punggung, pantat, dan sebagainya
·
Pembesaran hati. Bahkan saat
rebahan, pembesaran ini dapat diraba dari luar tubuh, terasa licin dan kenyal.
Tanda-tanda
kwashiorkor meliputi :
ü edema di seluruh tubuh, terutama padapunggung kaki
ü wajah membulat dan sembab,
ü pandangan mata sayu,
ü perubahan status mental: cengeng, rewel,kadang apatis,
ü rambut berwarna kepirangan, kusam, dan mudah dicabut,
ü otot-otot mengecil, teramati terutama saatberdiri dan duduk,
ü bercak merah coklat pada kulit, yang dapat berubah hitam dan
mengelupa
ü menolak segala jenis
makanan (anoreksia)
ü sering disertai anemia, diare, dan infeksi.
2)
MARASMUS
Kasus marasmik atau malnutrisi berat karena kurang karbohidrat disertai
tangan dan kaki bengkak, perut buncit, rambut rontok dan patah,gangguan kulit.
Pada umumnya penderita tampak lemah sering digendong, rewel dan banyak
menangis. Pada stadium lanjut anak tampak apatis atau kesadaran yang menurun.
Marasmik adalah bentuk malnutrisi primer karena kekurangan karbohidrat.
Gejala yang timbul diantaranya muka berkerut terlihat tua, tidak terlihat lemak
dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit),rambut mudah patah
berwarna kemerahan dan terjadi pembesaran hati, sangat kurus karena kehilangan
sebagian lemak dan otot . Anak-anak penderita marasmus secara fisik mudah
dikenali. Penderita marasmus berat akan menunjukkan perubahan mental, bahkan
hilang kesadaran. Dalam stadium yang lebih ringan, anak umumnya jadi lebih cengeng
dan gampang menangis karena selalu merasa lapar. Ketidakseimbangan elektrolit
juga terdeteksi dalam keadaan marasmus. Upaya rehidrasi ( pemberian cairan
elektrolit ) atau transfusi darah pada periode ini dapat mengakibatkan aritmia
( tidak teraturnya denyut jantung ) bahkan terhentinya denyut jantung. Karena
itu, monitoring klinik harus dilakukan seksama.
Ada pun ciri-ciri
lainnya adalah:
·
Berat badannya kurang dari
60% berat anak normal seusianya.
·
Kulit terlihat kering,
dingin dan mengendur.
·
Beberapa di antaranya
memiliki rambut yang mudah rontok.
·
Tulang-tulang terlihat jelas
menonjol.
·
Sering menderita diare atau
konstipasi.
·
Tekanan darah cenderung
rendah dibanding anak normal, dengan kadar hemoglobin yang juga lebih rendah
dar isemestinya.
·
Anak tampak sangat kurus,
tinggal tulang terbungkus kulit,
·
Wajah seperti orang tua,
cengeng, rewel, perut cekung, dan kulit keriput
3)
MARASMIK-KWASHIORKOR
Penyakit ini merupakan gabungan dari marasmus dan kwashirkor
dengan gabungan gejala yang menyertai :
·
Berat badan penderita hanya
berkisar di angka 60% dari berat normal. Gejala khas kedua penyakit tersebut
nampak jelas, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit dan sebagainya.
·
Tubuh mengandung lebih
banyak cairan, karena berkurangnya lemak dan otot.
·
Kalium dalam tubuh menurun
drastis sehingga menyebabkan gangguan metabolik seperti gangguan pada ginjal
dan pankreas.
·
Mineral lain dalam tubuh pun
mengalami gangguan,seperti meningkatnya kadar natrium dan fosfor inorganik
serta menurunnya kadar magnesium.Gejala klinis Kwashiorkor-Marasmus tidak lain
adalah kombinasi dari gejala-gejala masing-masing penyakit tersebut.
D.
PENYEBAB GIZI BURUK
Penyebab utama gizi kurang dan gizi
buruk tidak satu tetapi ada banyak. Penyebab pertama adalah faktor alam.
Secara umum tanah terkenal sebagai daerah tropis yang minim curah hujan. Kadang
curah hujannya banyak tetapi dalam kurun waktu yang sangat singkat. Akibatnya,
hujan itu bukan menjadi berkat tetapi mendatangkan bencana banjir. Tetapi,
beberapa tahun belakangan ini tidak ada hujan menjadi kering kerontang Tanaman
jagung yang merupakan penunjang ekonomi keluarga sekaligus sebagai makanan
sehari-hari rakyat gagal dipanen.
Akibatnya, banyak petani termasuk
anak-anak, terutama yang tinggal didaerah pelosok, memakan apa saja demi mempertahankan
hidup. Dikhawatirkan gizi yang kurang dan bahkan buruk akan memperburuk
pertumbuhan fisik dan fungsi-fungsi otak. Kalau ini terjadi, masa depan
anak-anak ini dipastikan akan sangat kelam dan buram.
Penyebab kedua adalah faktor manusiawi yaitu berasal dari kultur sosial masyarakat setempat. Kebanyakan
masyarakat petani bersifat 'onedimensional,'
yakni masyarakat yang memang sangat tergantung pada satu mata pencaharian saja.
Banyak orang menanam makanan 'secukup'nya saja, artinya hasil panen itu cukup
untuk menghidupi satu keluarga sampai masa panen berikutnya. Belum ada
pemikiran untuk membudidayakan hasil
pertanian mereka demi meraup keuntungan atau demi meningkatkan
pendapatan keluarga.Adanya budaya 'alternatif' yaitu memanfaatkan halaman rumah
untuk menanam sayur-mayur demi menunjang kebutuhan sehari-hari.
Penyebab ketiga masih berkisar soal manusiawi tetapi kali ini
lebih berhubungan dengan persoalan struktural, yaitu kurangnya perhatian pemerintah. Pola relasi rakyat dan
pemerintah masih vertikal bukan saja menghilangkan kontrol sosial rakyat
terhadap para pejabat, tetapi juga membuka akses terhadap penindasan dan
ketidakadilan dan, yang paling berbahaya,menciptakan godaan untuk menyuburkan
budaya korupsi. Tentu saja tidak semua aparat dan pejabat seperti itu. Terlepas
dari itu semua nampaknya masyarakat membutuhkan pendampingan agar mereka
memahami hak-hak individu dan hak-hak sosial mereka sebagai warga negara.
E.
MALNUTRISI PRIMER
Penyebab gizi buruk di daerah pedesaan
atau daerah miskin lainnya sering disebut malnutrisi primer, yang disebabkan
karena masalah ekonomi dan rendahnya pengetahuan. Gejala klinis malnutrisi
primer sangat bervariasi tergantung derajat dan lamanya kekurangan energi dan
protein, umur penderita dan adanya gejala kekurangan vitamin dan mineral
lainnya. Kasus tersebut sering dijumpai pada anak usia 9 bulan hingga 5 tahun.
Pertumbuhan yang terganggu dapat dilihat dari kenaikkan berat badan terhenti
atau menurun,ukuran lengan atas menurun, pertumbuhan tulang ( maturasi ) terlambat,perbandingan
berat terhadap tinggi menurun.
Gejala dan tanda klinis yang tampak
adalah anemia ringan, aktifitas berkurang, kadang di dapatkan gangguan kulit
dan rambut. Pada penderita malnutrisi primer dapat mempengaruhi metabolisme di
otak sehingga mengganggu pembentukan DNA di susunan saraf.berpengaruh terhadap
perkembangan mental dan kecerdasan anak. Mortalitasatau kejadian kematian dapat
terjadi pada penderita malnutri primer yang berat.
F.
MALNUTRISI SEKUNDER
Malnutrisi sekunder adalah gangguan pencapaian
kenaikkan berat badan yang bukan disebabkan penyimpangan pemberian asupan gizi
pada anak karena adanya gangguan pada fungsi dan sistem tubuh yang
mengakibatkan gagal tumbuh. Gangguan sejak lahir yang terjadi pada sistem
saluran cerna,metabolisme, kromosom atau kelainan bawaan jantung, ginjal dan
lain-lain.Kasus gizi buruk di kota besar biasanya didominasi oleh malnutrisi
sekunder. Malnutrisi sekunder ini gangguan peningkatan berat badan yang
disebabkan karena karena adanya gangguan di sistem tubuh anak. pada malnutrisi
sekunder tampak anak sangat lincah, tidak bisa diam atau sangat aktif bergerak.
Tampilan berbeda lainnya, penderita malnutrisi sekunder justru tampak lebih
cerdas, tidak ada gangguan pertumbuhan rambut dan wajah atau kulit muka tampak
segar.
Kasus malnutrisi sekunder sering terjadi
overdiagnosis (diagnosis yangdiberikan terlalu berlebihan padahal belum tentu
mengalami infeksi) tuberkulosis (TB). Overdiagnosis tersebut terjadi karena
tidak sesuai dengan panduan diagnosis yang ada. Secara medis penanganan kasus
malnutrisi sekunder lebih kompleks danrumit. Penanganannya harus melibatkan
beberapa disiplin ilmu kedokteran anak seperti bidang gastroenterologi,
endokrin, metabolik, alergi-imunologi, tumbuh kembang dan lainnya. Gizi buruk memang
merupakan masalah klasik bangsa ini sejak dulu. Tanpa data dan informasi yang
cermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa adanya
gizi buruk identik dengan kemiskinan. Karena, gizi buruk bukan saja disebabkan
karena masalah ekonomi atau kurangnya pengetahuan dan pendidikan.
G.
PERLUNYA ASUPAN GIZI
Banyaknya produk suplemen vitamin yang
kini beredar secara bebas bisa berdampak baik sekaligus berdampak buruk. suatu
produk suplemen harus menjalani uji klinis dulu sebelum dipasarkan. kita tidak
terlena begitu saja dengan rayuan iklan yang terlalu bom bastis. Tapi di sisi
lain produk suplemen yang memang bisa dipercaya kebenarannya sangat berguna
bagi kebanyakan orang yang tidak sempat mendapatkan gizi tersebut dari makanan
sehari-hari. Lebih baik kalau berbagai kebutuhan gizi didapat dari makanan
langsung, bukan asupan atau suplemen yang dijual bebas. Sebab tak seorang pun
yang bisa menjamin keamanannya, Kecuali kalau asupan itu memang dianjurkan oleh
dokter atau didapat dari dokter. Anak usia 0-2 tahun sebaiknya mendapatkan Air
Susu Ibu (ASI). ASI mengandung semua zat yang dibutuhkan dalam perkembangan
otak anak. Air susu ibu cocok sekali untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala
hal Banyak produk susu kaleng atau susu formula mengandung asam linoleat, DHA
dan sebagainya. ASI juga mengandung zatanti efeksi.
Untuk memulihkan kondisi Balita pada
status normal, dibutuhkan asupan susu yang mudah diserap tubuh yakni Entrasol.
Tiap Balita diharuskan mengkonsumsi 60 kotak susu, dimana dalam hitungan 90
hari berat badan anak kembali normal. Kriteria yang dicantumkan antara lain:
biasa makan beranekaragam makanan (makan 2-3 kali sehari dengan makanan pokok,
sayur, dan lauk pauk), selalu memantau kesehatan anggota keluarga, biasanya
menggunakangaram beryodium, dan khusus ibu hamil, didukung untuk memenuhi
kebutuhan ASI bayi minimal sampai 4 bulan setelah kelahiran. Kriteria ini
tentunya masih sulit dipenuhi oleh masyarakat Indonesia.
Adapun ciri-ciri klinis yang biasa
menyertainya antara lain:
·
Kenaikan berat badan
berkurang, terhenti, atau bahkan menurun.
·
Ukuran lingkaran lengan atas
menurun.
·
Maturasi tulang terlambat.
·
Rasio berat terhadap tinggi,
normal atau cenderung menurun.
·
Tebal lipat kulit normal
atau semakin berkurang.
H.
Cara-Cara Perbaikan Status Gizi
Pengaturan makanan adalah upaya untuk
meningkatkan status gizi, antara lain menambah berat badan dan meningkatkan
kadar Hb. Berikut adalah pengaturan makanan yang bertujuan untuk meningkatkan
status gizi:
·
Kebutuhan energi dan zat
gizi ditentukan menurut umur, berat badan, jenis kelamin, dan aktivitas
·
Susunan menu seimbang yang
berasal dari beraneka ragam bahan makanan, vitamin, dan mineral sesuai dengan
kebutuhan
·
Menu disesuaikan dengan pola
makan
·
Peningkatan kadar Hb
dilakukan dengan pemberian makanan sumber zat besi yang berasal dari bahan
makanan hewani karena lebih banyak diserap oleh tubuh daripada sumber makanan
nabati
·
Selain meningkatkan konsumsi
makanan kaya zat besi, juga perlu menambah makanan yang banyak mengandung
vitamin C, seperti pepaya, jeruk, nanas, pisang hijau, sawo kecik, sukun, dll.
I.
Program Perbaikan Gizi Dan Kesehatan Masa Depan
Berangkat dari besarnya masalah gizi dan
kesehatan serta bervariasinya faktor penyebab masalah ini antar wilayah, maka
diperlukan program yang komprehensif dan terintegrasi baik di tingkat
kabupaten, provinsi, maupun nasional. Jelas sekali kerja sama antar sektor
terkait menjadi penting, selain mengurangi aktivitas yang tumpang tindih dan
tidak terarah.
Berikut ini merupakan pemikiran untuk
program yang akan datang, antara lain:
1.
Banyak hal yang harus
diperkuat untuk melaksanakan program perbaikan gizi, mulai dari ketersediaan
data dan informasi secara periodik untuk dapat digunakan dalam perencanaan
program yang benar dan efektif. Kajian strategi program yang efisien untuk masa
yang datang mutlak diperlukan, mulai dari tingkat nasional sampai dengan
kabupaten.
2.
Melakukan penanggulangan
program perbaikan gizi dan kesehatan yang bersifat preventif untuk jangka
panjang, sementara kuratif dapat diberikan pada kelompok masyarakat yang
benar-benar membutuhkan. Bentuk program efektif seperti perbaikan perilaku
kesehatan dan gizi tingkat keluarga dilakukan secara professional mulai
dipikirkan, dan tentunya dengan ketentuan atau kriteria yang spesifik lokal.
3.
Melakukan strategi program
khusus untuk penanggulangan kemiskinan, baik di daerah perkotaan maupun
perdesaan dalam bentuk strategi pemberdayaan keluarga dan menciptakan kerja
sama yang baik dengan swasta.
4.
Secara bertahap melakukan
peningkatan pendidikan, strategi ini merupakan strategi jangka panjang yang
dapat mengangkat Indonesia dari berbagai masalah gizi dan kesehatan.
J.
Masalah gizi pada era
globalisasi
Masalah
gizi pada era globalisasi sekarang ini tidak hanya terpaku pada
kekurangan gizi, namun seiring berkembangnya
jaman, dimana semua mudah didapat dan serba instan, maka masalah gizi yang
paling banyak pada masyarakat adalah
gizi salah atau disebut juga “Malnutrition”.
Gizi salah/malnutrition merupakan dampak
dari perilaku seseorang yang tidak tepat dalam pengaturan makanan sehari-hari.
Masalah yang timbul adalah ketidakseimbangan asupan sehari-hari (daily intake)
dengan kecukupan yang dianjurkan (recomended dietary adequat). Ini akan
berdampak pada index massa tubuh seseorang
yang menggambarkan status gizi, jika asupannya lebih banyak dari diet
yang dianjurkan maka IMT menunjukan gizi lebih hingga obesitas begitu pula
sebaliknya.
Selain itu, masalah malnutrition yang
lain adalah ketidak fahaman masyarakat akan bahaya penggunaan BTM (bahan
tambahan makanan) non alami pada makanan instan/siap saji dan makanan kemasan
yang merupakan faktor pencetus kanker (karsinogenik), kemudian masalah
kebersihan makanan yang merupakan gerbang dari sumber penyakit infeksi, dan
pengolahan makanan yang tidak tepat yang berakibat hilang,berkurang, dan
rusaknya zat gizi pada makanan.
Jika keadaan ini dimulai sejak masa
pertumbuhan yakni anak-anak, maka masalah yang mungkin terjadi tidak hanya
disaat masa anak-anak saja, tetapi dapat menjadi “tabungan”penyakit ketika anak
tersebut dewasa yang merupakan masalah gizi ganda.
Oleh karena itu, dalam rangka
memperingati Hari Gizi Nasional 2013, marilah kita semua menyambutnya dengan
kesadaran gizi yang baik. Yaitu dengan menjalankan 13 pesan gizi seimbang ,
diantaranya :
1.
makanlah aneka ragam makanan
2.
Makan lah makanan untuk
memenuhi kecukupan energy
3.
Makanlah sumber karbohidrat
setengah dari kebutuhan energy
4.
Gunakan garam beryodium
5.
Biasakan makan pagi
6.
Makan lah makanan sumber zat
besi
7.
Batasi konsumsi lemak dan
minyak
8.
Berikan Asi eksklusif (asi-saja)
pada bayi hingga 6 bulan kemudian dilanjutkan dengan ASI +MPAsi (makanan
pendamping asi)
9.
Minumlah air bersih yang
aman dan cukup
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur
11. Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol
12. Makan lah makanan yang aman untuk kesehatan
13. Periksalah label pada makanan yang dikemas
Dengan menjalankan 13 pesan dasar gizi
seimbang, diharapkan prevalensi malnutrition akan berkurang sehingga
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
guna menjadikan masyarakat yang sehat kuat dan dapat menunjang aktivitas dan produktivitas
serta dapat meningkatkan harapan hidup
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ada 4 faktor yang melatar belakangi KKP
yaitu : masalah social, ekonomi,biologi, dan lingkungan. Kemiskinan salah satu
determinan social - ekonomi, merupakan akar dari ketiadaan pangan, tempat mukim
yang berjejalan, dan tidak sehat serta ketidak mampuan mengakses fasilitas
kesehatan. Malnutrisi masih saja melatar belakangi penyakit dan kematian anak.
Kurang kalori protein sesungguhnya berpeluang menyerap siapa saja, terutama
bayi dan anak yangt engah tumbuh-kembang. Marasmus sering menjangkiti bayi yang
baru berusia kurang dari 1 tahun, sementara kwashiorkor cenderung menyerang
setelah merekaberusia 18 bulan. Penilaian status gizi masyarakat memerlukan kebijakan
yangmenjamin setiap anggota masyarakat mendapatkan makanan yang cukup jumlah
dan mutunya. Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan
setiaphari. Kecukupan zat gizi berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan
anak.Kasus gizi buruk bukanlah jenis penyakit yang datang tiba-tiba begitu
saja. Tetapi karena proses yang menahun terus bertumpuk dan menjadi kronik saat
mencapai puncaknya. Masalah defisiensi gizi khususnya KKP menjadi perhatian
karena berbagai penelitian menunjukan adanya efek jangka panjang terhadap
pertumbuhan dan perkembangan otak manusia.
B.
SARAN
Ketidak seriusan pemerintah terlihat
jelas ketika penanganan kasus gizi buruk terlambat seharusnya penanganan
pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk belum mencapai tahap
membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah pemerintah melakukan
tindakan ( serius ). Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak
didukung masyarakat itu sendiri.Sebab, perilaku masyarakat yang sudah membudaya
selama ini adalah, anak-anak yang menderita penyakit kurang mendapatkan
perhatian orang tua. Anak-anak ituhanya diberi makan seadanya, tanpa peduli
akan kadar gizi dalam makanan yang diberikan. Apalagi kalau persediaan pangan
keluarga sudah menipis. Tanpa data dan informasi yang cermat dan lengkap
sebaiknya jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa adanya gizi buruk identik
dengan kemiskinan. Dan seharusnya para ibu mengupayakan sesuatu yang terbaik
untuk anaknya yang nantinya anak tersebut dapat menolong sang ibu. Ibu jangan
mudah menyerah hadapilah semuanya itu, saya yakin pasti akan ada jalan
keluarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/m/search?mrestrict-mobile&eosr-on&ct-fsh&q-Makalah+GIZI
BUR
http://stikesunaaha9.blogspot.com/p/makalah.html
http://www.medicastore.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar