Selasa, 17 Desember 2013

MAKALAH PENGENDALIAN VEKTOR “Jenis-jenis, Penyakit dan Pengendalian Tikus”



MAKALAH PENGENDALIAN VEKTOR
“Jenis-jenis, Penyakit dan Pengendalian Tikus”



Disusun oleh kelompok  ;
Anggra Eka Novianto             (020111a002)
Dwi Purtiningsih                     (020111a004)
Fitrianingsih                            (020111a008)
Fridaningsih                            (020111a009)
Muhammad Zainal Arifin       (020111a013)
Nining Lestari                         (020111a015)
Ofier Y asbanu                        (020111a017)
Sapiunjaenah                           (020111a019)
Widya Lestari                         (020111a021)
Selpia Nopariyanti                  (020110a039)
Dian Pratama Putra                  (020110a011)
Puri Anasweti                         (


PROGRAM STUDI  KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES NGUDI WALUYO
2013


KATA PENGANTAR

            Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan ucapan alhamdulillahirobbil Alamin, Karena atas berkat Rahmat- Nya yang diberikan kepada kita terutama nikmatul imaniwal islam, diantara beberapa nikmat tersabut sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul tentang “Jenis-jenis , Penyakit, dan Pengendalalian Tikus”.
            Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.


                                                                       



Ungaran, 17 Desember  2013

Penulis
KELOMPOK

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tikus adalah hewan mengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan penggangu yang menjijikan di perumahan. Belum banyak diketahui dan disadari bahwa kelompok hewan ini juga membawa, menyebarkan dan menularkan berbagai penyakit kepada manusia, ternak dan hewan peliharaan. Rodensia komensal yaitu rodensia yang hidup didekat tempat  hidup atau kegiatan manusia ini perlu lebih diperhatikan dalam penularan penyakit. Penyakit yang ditularkan dapat disebabkan oleh infeksi berbagai agen penyakit dari kelompok virus, rickettsia, bakteri, protozoa dan cacing. Penyakit tersebut dapat ditularkan kepada manusia secara langsung oleh ludah, urin dan fesesnya atau melalui gigitan ektoparasitnya (kutu, pinjal, caplak dan tungau). 
           Tikus merupakan masalah rutin di Rumah Sakit, karena itu pengendaliannya harus dilakukan secara rutin. Hewan mengerat ini menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit, merusak bahan pangan, instalasi medik, instalasi listrik, peralatan kantor seperti kabel-kabel, mesin-mesin komputer, perlengkapan laboratorium, dokumen/file dan lain-lain, serta dapat menimbulkan penyakit. Beberapa penyakit penting yang dapat ditularkan ke manusia antara lain, pes, salmonelosis, leptospirosis, murin typhus.  
Ditinjau dari nilai estetika, keberadaan tikus akan menggambarkan lingkungan yang tidak terawat, kotor, kumuh, lembab, kurang pencahayaan serta adanya indikasi penatalaksanaan/manajemen kebersihan lingkungan Rumah sakit yang kurang baik. Mengingat besarnya dampak negatif akibat keberadaan tikus dan mencit di Rumah Sakit, maka Rumah Sakit harus terbatas dari hewan ini.  
Sebagai langkah dalam upaya mencegah kemungkinan timbulnya penyebaran penyakit serta untuk mencegah timbulnya kerugian sosial dan ekonomi yang tidak diharapkan, maka perlu disusun pedoman teknis pengendalian tikus dan mencit di Rumah Sakit..
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan tikus?
2.      Apa saja jenis-jenis tikus yang ada di Indonesia?
3.      Apa makanan tikus?
4.      Apa saja indra yang dimiliki tikus?
5.      Apa yang dimaksud dengan sarang tikus?
6.      Bagaimanakah perkembangan tikus ?
7.      Apakah tanda-tanda keberadaan tikus?
8.      Penyakit apa sajakah yang dapat disebabkan oleh tikus?
9.      Bagaimana cara pengendalian tikus?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian tikus.
2.      Mengetahui jenis-jenis tikus.
3.      Untuk mengetahui makanan tikus
4.      Untuk mengetahui indra yang dimiliki tikus
5.      Untuk mengetahui mengenai sarang/ tempat hidup tikus
6.      Untuk mengetahui perkembangan tikus
7.      Mengetahui tanda-tanda keberadaan tikus.
8.      Mengetahui penyakit yang disebabkan oleh tikus.
9.      Mengetahui cara pengendalian tikus.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tikus
Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo rodentia, sub ordo Myormorpha, family muridae. family muridae ini merupakan family yang dominan dari ordo rodentia karena mempunyai daya reproduksi yang tinggi, pemakan segala macam makanan (omnivorous) dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang diciptakan manusia. jenis tikus yang sering ditemukan dihabitat rumah dan ladang adalah jenis rattus dan mus.
adapun klasifikasi dari tikus adalah sebagai berikut :
Dunia              : Animalia
Filum               : Chordata
Sub Filum        : Vertebrata
Kelas               : Mammalia
Subklas            : Theria
Ordo                : Rodentia
Sub ordo         : Myomorpha
Famili              : Muridae
Sub family       : Muridae
Genus              : Rattus dan Mus
Species            : Rattus tanezumi
  Rattus norvegicus
  Rattus exulans
  Rattus tiomanicus
  Rattus argentiventer
  Rattus niniventer
  Bandicota
  Mus musculus

B.     Jenis-jenis Tikus
1.      Tikus Rumah  (Rattus tanezumi)
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ujung ekor 220-370 mm, ekor 101-180 mm, kaki belakang 20-39 mm, ukuran telinga 13-23 mm, sedangkan rumus mamae 2+3=10. Warna rambut badan atas coklat tua dan rambut badan bawah (perut) coklat tua kelabu. Yang terrnasuk dalam jenis tikus rumah (rattus rattus) yaitu tikus atap (roof rat), tikus kapal (ship rat), dan black rat. Jika dilihat dari jarak kedekatan hubungan antara aktifitas tikus dengan manusia, tikus rumah merupakan jenis domestik, yaitu aktifitas dilakukan di dalam rumah manusia atau disebut juga tikus komensal (comensal rodent) atau synanthropic.
Tikus rurnah merupakan binatang arboreal dan pemanjat ulung . Kemampuan memanjat tembok kasar dan turun dengan kepala dibawab sangat lihai, dan hila jatuh dari ketinggian 5,5 meter tidak akan menirnbulkan luka yang berarti bagi tikus. Makanan yang dibutuhkan seekor tikus dalam sehari sebanyak 10- 15% dari berat badannya. Perilaku makan tikus dengan memegang makanan dengan kedua kaki depan, dan kebiasaan mencicipi makanan untuk menunggu reaksi makanan tersebut dalam perutnya. Hal ini perlu diperhatikan apabila kita memberantas tikus dengan racun. Tikus mempunyai kebiasaan mencari makan dua kali sehari yaitu pada 1-2 jam setelah matahari tenggelam dan pada l-2 jam sebelum fajar.
Umur tikus rumah rata-rata satu tahun dan mencapai dewasa siap kawin pada umur 2-3 bulan baik pada tikus jantan maupun betina. Masa bunting selama 21-23 hari dan seek or tikus betina dapat melahirkan 6-12 (rata-rata 8) ekor anak tikus. Setelah 24-48 jam melahirkan, tikus betina siap kawin lagi atau disebutpost partum oestrus.
Dalam tubuh tikus, terdapat beberapa hewan lain (parasit) yang ada di dalam tubuh (endoparasit) dan diluar/menempel di tubuh (ektoparasit) yang merupakan penular atau penyebab banyak sekali jenis penyakit. Endoparasit tikus antara lain cacing, virus, jamur, protozoa, bakteri, dan rickettsia yang mempunyai tempat hidup di bati dan ginjal tikus. Sedangkan ektoparasit tikus meliputi: pinjal (fleas) : Xenopsylla cheopsis, Stivalus cognatus; kutu (lice) : Polyp/ax spinulosa, Hoplopleura pasifica; larva tungau (chigger) ; tungau (mite);dan caplak(ticks).
2.      Tikus Got (Rattus norvegicus)
Tikus got ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 300-400 mm, panjang ekornya 170-230 mm, kaki belakang 42-47 mm, telinga 18-22 mm dan mempunyai rumus mamae 3+3=12. Warna rambut bagian atas coklat kelabu, rambut bagian perut kelabu. Tikus ini banyak dijumpai diseluruh air/roil/got di daerah kota dan pasar.
3.      Tikus Ladang (Rattus exulans)
Tikus ladang mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 139-365 mm, panjang ekor 108-147 mm, kaki belakang 24-35 mm dan ukuran telinga 11-28 mm dan mempunyai rumus mamae 2+2=8. Warna rambut badan atas coklat kelabu rambut bagian perut putih kelabu. Jenis tikus ini banyak terdapat di semak-semak dan kebun/ladang sayur-sayuran dan pinggiran hutan dan kadang-kadang masuk ke rumah.
4.      Tikus Sawah (Rattus Argentiveter)
Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer) merupakan hama yang dapat menimbulkan kerugian bagi tanaman pertanian, yang dapat menyerang tanaman padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi-ubian.
Panjang tikus sawah dari ujung kepala sampai ujung ekor 270-370 mm, panjang ekor 130-192 mm, dan panjang kaki belakang 32-39 mm, telinga 18-21 mm sedangkan rumus mamae 3+3=12. Warna rambut badan atas coklat muda berbintik-bintik putih, rambut bagian perut putih atau coklat pucat. Tikus jenis ini banyak ditemukan di sawah dan padang alang-alang.
R. rattus argentiventer (tikus sawah) adalah merupakan binatang pengerat. Tanda karakteristik binatang pengerat ditentukan dari giginya. Gigi seri berkembang sepasang dan membengkok, permukaan gigi seperti pahat. Selain itu terdapat diastema (bagian lebar tidak bergigi yang memisahkan gigi seri dengan geraham), serta tidak mempunyai taring. Gigi lainnya berada di bagian pipi terdiri dari 1 geraham awal (premolar) dan  3 geraham atau hanya 3 geraham (Anonim, 1989). 
5.      Tikus Wirok (Bandicota indica)
Panjang dari tikus wirok ini dari ujung kepala sampai ekor 400-580 mm, panjang ekornya 160-315 mm, kaki belakang 47-53 mm, telinga 29-32 mm seangkan rumus mamae 3+3=12. Warna rambut badan atas dan rambut bagian perut coklat hitam, rambutnya agak jarang dan rambut di pangkal ekor kaku seperti ijuk, jenis tikus ini banyak dijumpai di daerah berawa, padang alang-alang dan kadang-kadang di kebun sekitar rumah.
6.      Mencit (Mus musculus)
Mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Mencit (Mus musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang di sudut-sudut lemari. Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan dari mencit, melalui proses seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan sebagai hewan peliharaan.
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor kurang dari 175 mm, ekor 81-108 mm, kaki belakang 12-18 mm, sedangkan telinga 8-12 mm, sedangkan rumus mamae 3+2=10. Warna rambut badan atas dan bawah coklat kelabu.
C.    Makanan Tikus
Tikus merupakan hewan yang mempunyai preferensi makanan yang banyak, baik yang berasal dari tumbuhan maupun dari hewan. Walaupun demikian biji-bijian seperti gabah, beras dan jagung tampaknya lebih disukai daripada yang lain. Seekor tikus dapat merusak 283 bibit padi per hariatau 103 batang padi bunting per hari. Setelah itu, tikus juga menyukai umbi-umbian serperti ubi jalar dan ubi kayu. Makanan yang berasal dari hewan terutama adalah serangga dan hewan-hewan kecil lainnya. Makanan dari hewan ini merupakan sumber untuk pertumbuhan dan untuk memperbaiki bagian-bagian tubuh yang rusak, sedangkan makanan yang berasal dari tumbuhan dimanfaatkan sebagai sumber tenaga.
Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa kebutuhan makanan seekor tikus setiap hari kira-kira 10% dari bobot tubuhnya, tergantung dari kandungan air dan gizi dalam makanannya.Tikus merupakan hewan yang aktif pada maam hari sehingga sebagian besar aktivitas makannya dilakukan pada malam hari.Tikus memiliki sifat “neo-fobia”, yaitu takut atau mudah curiga terhadap benda-benda yang baru ditemuinya. Dengan adanya sifat tikus yang demikian, maka makanan akan dimakan adalah makanan yang sudah biasa ditemui. Dia akan mencicipi dulu makanan yang baru ditemuinya.
Hal ini dapat mempengaruhi keberhasilan pengendalian secara kimia dengan menggunakan umpan beracun, sehingga harus diusahakan agar umpan yang digunakan adalah umpan yang disukai oleh tikus dan tempat umpanyang digunakan adalah benda-benda alami yamg banyak terdapat di alam. Dan bila makanan yang dimakan tersebut membuat keracunan dengan cepat maka dia akan mengeluarkan suara kesakitan dan tanda bahaya kepada teman-temannya. Maka dari itu untuk penggunaan pestida kimia sebaiknya digunakan pestisida yang membunuh secara perlahan, dimana tikus tersebut akan mati dalam beberapa hari, sehingga tikus tersebut tidak merasa kapok dan tidak akan tahu kalau makanan yang dimakannya ternyata beracun.
Dalam mencari makanan, tikus selalu pergi dan kembali melalui jalan yang sama, sehingga lama-lama terbentuk jalan tikus. Hal ini disebabkan tikus akan merasa aman untuk melewati jalan yang sama, daripada setiap saat harus membuat jalan baru. Jalan yang sama dapat ditandai dengan gesekan benda-benda di sekitar jalan tersebut dengan misainya, dan juga karena adanya air seni yang dikeluarkan pada jalan tersebut yang dapat diciuminya.
D.    Indera Pada Tikus
1)      Indera Penglihatan Tikus
Dilihat dari pengelihatannya menurut para ahli konon tikus ternyata  tikus mempunyai pengelihatan yang jelek, yaitu ternyata tikus adalah hewan yang buta warna, artinya ia hanya dapat melihat benda-benda berwarna hitam dan putih. Akan tetapi, tikus tampaknya tertarik pada warna-warna hijau, kuning dan hitam. Warna hijau dan kuning diduga merupakan warna daun dan malai tanaman padi yang merupakan makanan utamanya di lapang. Sedangkan warna hitam merupakan warna gelap yang terlihat pada malam hari. Kemampuan tikus dalam melihat benda-benda yang ada di depannya dapat mencapai 10 meter.
2)      Indera Penciuman Tikus
Organ penciuman tikus sangat baik, terutama untuk mencium bau makanannya. Tikus jantan dapat mencium bau tikus betina yang sedang birahi untuk dikawininya.Tikus betina dapat mencium bau anaknya yang keluar dari sarang berdasarkan air seni yang dikeluarkan oleh anaknya.
3)      Indera Pendengaran Tikus
Pendengaran tikus sangat baik. Tikus dapat mendengar suara-suara dengan frekuensi tinggi, yang tidak dapat didengar oleh manusia. Berdasarkan suara-suara yang dikeluarkan oleh tikus, dapat dibagi menjadi beberapa suara, yaitu :
·         Suara-suara pada saat akan melakukan perkawina
·         Suara-suara menandakan adanya bahaya
·         Suara-suara pada saat menemukan makanan
·         Suara-suara pada saat tikus mengalami kesakitan
E.     Sarang Tikus
Sarang yang dibuat biasanya mempunyai lebih dari satu pintu, pintu utama untuk jalan keluar dan masuk setiap hari, pintu darurat yang digunakan dalam keadaan yang membahayakan, misalnya pada saat dikerjar oleh predator ataupun pada saat dilakukan gropyokan, dan pintu yang menuju ke sumber air sebagai minumnya. Pintu darurat ini disamarkan dengan cara ditutupi dengan daun-daunan.Selain itu, sarang tikus juga terdiri dari lorong yang berkelok-kelok; semakin banyak anggota keluarga tikus, semakin panjang lorong yang dib Sarang tikus juga dilengkapi dengan ruangan/kamar yang difungsikan untuk beranak dan kamar sebagai gudang tempat meyimpan bahan makanan.
F.     Perkembangbiakan
Tikus berkembang biak dengan sangat cepat, tikus menjadi dewasa dalam arti dapat kawin mulai umur 3 bulan, masa bunting tikus betina sangat singkat, kira-kira 3 minggu. Jumlah anak yang dihasilkan setiap kelahiran berkisar antara 4 – 12 ekor (rata-rata 6 ekor) tergantung dari jenis dan keadaan makanan di lapangan. Dan setelah 2-3 hari setelah melahirkan tikus-tikus tersebut sudah siap kawin lagi.
G.    Tanda-tanda Keberadaan Tikus
Untuk mengetahui ada tidaknya tikus pada suatu tempat dan mencegah kemungkinan bahaya dari makanan yang tercemar oleh tikus adalah sebagai berikut :


1.      Droping
Adanya kotoran tikus yang ditemukan di tempat/ruangan yang diperiksa. Tinja tikus mudah dikenal dari bentuk dan warna yang khas, tanpa disertai bau yang mencolok, tinja tikus yang masih baru lebih terang dan mengkilap serta lebih lembut (agak lunak), makin lama maka tinja akan semakin keras.
2.      Run ways
Jalan yang biasa dilalui tikus dari waktu ke waktu disuatu tempat disebut run ways. Tikus mempunyai kebiasaan melalui jalan yang sama, bila melalui lubang diantara eternit rumah, maka jalan yang dilaluinya lambat laun menjadi hitam.
3.      Grawing
Grawing merupakan bekas gigitan yang dapat ditemukan, tikus dalam aktivitasnya akan melakukan gigitan baik untuk makan maupun membuat jalan misalnya lubang dinding.
4.      Borrow
Borrow adalah lubang yang terdapat pada sekitar beradanya tikus seperti dinding, lantai, perabotan dan lain-lain.
5.      Bau
Tikus akan mengeluarkan bau yang disebabkan oleh tubuh tikus atau urinnya.
6.      Tikus hidup
Tikus hidup akan berkeliaran walaupun hanya sebentar.
7.      Ditemukannya Bangka tikus baru atau lama di tempat yang diamati.
H.    Penyakit yang Disebabkan Oleh Tikus
Tikus berperan sebagai tuan rumah perantara untuk beberpa jenis penyakit yang dikenal Rodent Borne Disease. Penyakit-penyakit yang tergolong Rodent Borne Disease adalah :
1.      Pes atau sampar atau plague atau la peste merupakan penyakit zoonosis yang timbul pada hewan pengerat dan dapat ditularkan pada manusia. Penyakit tikus ini menular dan dapat mewabah. Gejalanya antara lain adalah demam tinggi tanpa sebab, timbulnya bubo pada femoral, inguinal dan ketiak juga sesak dan batuk.
2.      Salmonellisis yang merupakan penyaklit yang disebabkan bakteri salmonella yang dapat menginfeksi hewan dan juga manusia. Tikus yang terinfeksi bakteri ini akan dapat menyebabkan kematian pada manusia dan salmonellisis dapat tersebar dengan melalui kontaminasi feses. Gejalanya antara lain adalah gastroenteritis, diare, mual, muntah dan juga demam yang diikuti oleh dehidrasi.
3.      Leptospirosis merupakan infeksi akut disebabkan oleh bakteri leptospira yang menyerang mamalia. Ini dapat menyerang siapapun yang memiliki kontak dengan berbagai benda maupun hewan lain yang mengalami infeksi leptospirosis. Gejalanya antara lain adalah sakit kepala, bercak merah di kulit, gejala demam dan juga nyeri otot.
4.      Murine typhus adalah penyakit yang disebabkan oleg Rickettsian typhi atau R. mooseri yang dapat dotuarkan melalui gigitan pinjal tikus. Gejalanya antara lain adalah kedinginan, sakit kepala, demam, prostration dan nyeri di seluruh tubuh. Ada juga bintil-bintil merah yang timbul di hari kelima hingga keenam.
5.      Rabies merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dan memiliki gejala khas yaitu penderita jadi takut terhadap air dan karena inilah rabies juga sering disebut hidrofobia. Tikus menyebarkan penyakit ini melalui gigitan. Gejala awal dari rabies tidaklah jelas, umumnya pasien merasa gelisah dan tidak nyaman. Gejala lanjut yang dapat diidentifikasi antara lain adalah rasa gatal di area sekitar luka, panas dan juga nyeri yang lalu bisa saja diikuti dengan sakit kepala, kesulitan menelan, demam dan juga kejang.
6.      Rat-Bit Fever atau demam gigitan tikus disebabkan oleh gigitan tikus dan biasanya dialami anak-anak di bawah 12 tahun dan penyakit ini memiliki mas inkubasi selama 1 hingga 22 hari. Gejala yang ditimbulkan antara lain adalah sakit kepala, muntah, kedinginan dan demam. Bakteri di dalam gigitan tikus merupakan penyebab dari penyakit tikus ini.
I.       Pengendalian Tikus
1)      Pengendalian Non Kimiawi
a.       Sanitasi dan Higienis Lingkungan
Tikus akan berkembang biak dan hidup dengan baik pada situasi dimana mereka dengan mudah mendapatkan makanan, air, tempat berlindung dan tempat tinggal yang tidak terganggu. Beberapa hal yang dapt dilakukan untuk meminimalisasi gangguan tikus :
·         Minimalisasi tempat bersarang/harborages antara lain : eliminasi rumput/semak belukar
·         Meletakkan sampah dalam garbage/tempat sampah yang memiliki konstruksi yang rapat
·         Meniadakan sumber air yang dapat mengundang tikus, karena tikus membutuhkan minum setiap hari
b.      Pencegahan secara fisik dan mekanis
·         Secara fisik dilakukan dengan eksklusi atau struktur kedap tikus untuk mencegah tikus dapat masuk ke dalam bangunan antara lain dengan menutup semua akses keluar-masuk tikus (celah, lubang) pada bangunan, mengeliminasi sarang atau tempat persembunyian tikus serta memangkas ranting pohon yang menjulur kebagunan, tidak membuat taman terlalu dekat dengan struktur bangunan.
·         Secara mekanik dilakukan dengan membuat pelindung (Proofing) sehingga tikus tidak dapat masuk ke dalam rumah, ruangan dan tempat penyimpanan contohnya dengan memasang plat besi pada pohon. Pengendalian secara mekanis lainnya juga dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan perangkap antara lain perangkap lem, perangkap jepit, perangkap massal dan perangkap elektrik. Perangkap merupakan cara yang paling disukai untuk membunuh atau menangkap tikus pada keadaan dimana tikus yang mati disembarang tempat sulit dijangkau dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta sulit.
c.       Perangkap
ü  Perangkap Lem Tahapan Pemasangan:
1.      Gunakan kertas berperekat yang tersimpan dalam kotak seng untuk lokasi kerja yang terdapat pengolahan makanan, sediaan farmasi atau area sensitif lainnya.
2.      Tempatkan pada lokasi tertentu dekat dinding atau tanda lalu-lintas tikus banyak terdapat masing-masing berjarak 10 – 25 meter dengan lubang pintu sejajar dengan dinding.
3.      Tempelkan sticker petunjuk dan kartu cek list di atas perangkap lem.
4.      Lakukan pencatatan jumlah tikus yang tertangkap untuk setiap periode.
ü  Perangkap Tikus Elektrik (Rat Zapper) Tahapan Pemasangan:
1.      Pemasangan perangkap tikus elektrik dilakukan untuk ”Food area” yaitu lokasi yang berdekatan dengan makanan atau ruang produksi, gudang makanan atau area sensitif lainnya.
2.      Penggunaan peralatan tsb dipergunakan untuk kasus khusus apabila telah digunakan jenis perangkap yang lain dan tidak efektif.
3.      Perangkap tikus elektrik tsb menggunakan energi listrik dari baterai dengan dilengkapi tombol on/off.
4.      Pada saat pemasangan perangkap elektrik tsb kondisi tombol “on”
·         Tempelkan sticker petunjuk di atas perangkap elektrik.
·         Lakukan pemeriksaan setiap hari oleh teknisi atau minta bantuan pemilik atau penanggungjawab lokasi, bunuh tikus yang terperangkap dan bersihkan perangkap dengan dengan air panas serta ganti umpan tanpa racun bila perlu untuk siap dipasang kembali.
·         Apabila terdapat tikus yang tertangkap di dalam perangkap elektrik, dilakukan pembersihan bangkai tikus dengan mempergunakan lap basah di sensor perangkap elektrik dalam kondisi perangkap”off” atau tidak ada aliran listrik.
·         Lakukan pencatatan jumlah tikus yang tertangkap untuk setiap periode.
2)      Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dilakukan semata-mata atas pertimbangan bahwa pengendalian secara mekanis tidak memberikan hasil yang optimal atau tidak memberikan hasil yang sesuai dengan harapan pelanggan dan atau untuk aplikasi di luar bangunan. Pengendalian secara kimiawi tidak digunakan pada lokasi yang terdapat aktifitas pengolahan/produksi makanan / farmasi/ area sensitif lainnya. Penempatan racun pada industri makanan hanya dilakukan di luar ruangan yang tidak berhubungan dengan produksi dan dilakukan untuk jangka waktu terbatas dan dibawah pengawasan yang ketat. Pengendalian dengan cara kimiawi dilakukan dengan menggunakan umpan yang mengandung rodentisida (racun tikus). 3.2.1. Alat-alat untuk aplikasi rodentisida
a.       Tamper Resistant
Merupakan tempat racun padat yang yang dapat melindungi dari pengaruh lingkungan (a.l. hujan ).
1.      Kotak umpan ber-kunci (Tamper Resistant) dipergunakan untuk pengumpanan di dalam ruangan umum dan ruangan terbuka.
2.      Tempatkan sticker petunjuk dan kartu cek list di atas setiap Kotak umpan berkunci
3.      Penempatan Tamper Resistant diletakkan jauh dari jangkauan anak-anak
4.      Setiap tempat racun umpan harus diberi nomor seri/pengenal/No. penempatan untuk memudahkan monitoring dan pencatatan.
b.      Racun Minuman
Racun minuman merupakan pilihan terbaik dalam pengendalian tikus ,jika ketersediaan makanan di lokasi pemasangan banyak. Aplikasi racun minuman dapat dilakukan bersamaan dengan umpan racikan dengan hasil yang lebih baik. WARNING. Hati-hati dalam aplikasi racun minuman, karena sifat racun minuman yang mudah menguap sehingga dapat menyebabkan kontaminasi.
c.       Penanganan Bangkai
Tikus Pasca Pengendalian Tikus Kumpulkan tikus yang terperangkap / mati, musnahkan dengan cara membakar dan dikubur dengan kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm, begitu pula dengan setiap bahan sisa atau sisa pembungkus umpan racun.
d.      Peralatan Keselamatan Dan Pakaian Kerja
Dalam melaksanakan aktivitas pengendalian tikus, kelengkapan keselamatan kerja yang harus dipenuhi meliputi :
1.      Sarung tangan karet apabila berhubungan dengan rodentisida, bangkai tikus.
2.      Masker penutup hidung dan mulut apabila berhubungan dengan bangkai tikus
3.      Helmet apabila bekerja di area kolong bangunan atau daerah berbahaya atau bila ditentukan oleh pemilik/penanggungjawab lokasi
4.      Sepatu safety dan safety glass dan tanda pengenal lainnya bila ditentukan oleh pemilik/penanggungjawab lokasi
5.      Pakaian kerja yang dipergunakan khusus melakukan pekerjaan.
6.      Pakai Tanda Pengenal Perusahaan yang masih berlaku

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo rodentia, sub ordo Myormorpha, family muridae. family muridae ini merupakan family yang dominan dari ordo rodentia karena mempunyai daya reproduksi yang tinggi, pemakan segala macam makanan (omnivorous) dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang diciptakan manusia. jenis tikus yang sering ditemukan dihabitat rumah dan ladang adalah jenis rattus dan mus.
Jenis-jenis Tikus , tikus Rumah (Rattus tanezumi), tikus Got (Rattus norvegicus) ,tikus Ladang (Rattus exulans), tikus Sawah (Rattus Argentiveter) ,tikus Wirok (Bandicota indica), Mencit (Mus musculus).
Pengendalian Tikus
1.      Teknik Budidaya
Pengendalian dengan cara ini adalah melakukan penanaman padi secara serentak agar serangan hama tidak mengarah hanya pada beberapa petak sawah saja.
2.      Cara Biologis
Pengendalian secara biologis antara lain membiarkan berbagai hewan predator tikus seperti ular sawah dan burung hantu hidup di sekitar aral persawahan.
3.      Cara Fisik
Pengendalian tikus secara fisik dilakukan dengan cara pemasangan perangkap.
4.      Cara Mekanis
Pengendalian secara mekanis adalah melakukan upaya goropyokan, yaitu memburu tikus dengan menghancurkan atau membongkar sarang-sarang tikus yang ada di sekitar areal persawahan.
B.     Saran
Tikus merupakan salah satu vector penyakit yang merugikan manusia. Oleh karena itu diperlukan adanya tindakan pengendalian agar masalah yang ditimbulkan oleh adanya tikus dapat diminimalisir terutama masalah yang beerkaitan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA


http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus. Diakses tanggal 25 November 2011
http://id.wikipedia.org/wiki/Tikus_rumah. Diakses tanggal 25 November 2011
http://metana3.blogspot.com/2012/12/jenis-jenis-vektor-penyakit.html. Diakses tanggal 27 Oktober 2013


           

1 komentar: