Selasa, 21 Mei 2013

MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA DESINFEKSI AIR



MAKALAH TEKNOLOGI TEPAT GUNA
DESINFEKSI AIR
Dosen pengampu : Puji Pranowowati,SKM, M.Kes


Disusun oleh :
Fitrianingsih                (020111a008)
Nining Lestari             (020111a015)
     Widya Lestari             (020111a012)
     Lalu Febrian Pratama   (020801023)


PROGRAM STUDI  KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
2013

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan ucapan alhamdulillahirobbil Alamin, Karena atas berkat Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikanmakalah ini yang berjudul tentang “Desinfeksi Air”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Ungaran, 21 Mei 2013
                       
Kelompok 5



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.
Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan dimatikan. Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik (pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan serta aplikasinya.
Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.
Telah dilakukan perbandingan koefisien fenol turunan aldehid (formalin dan glutaraldehid) danhalogen (iodium dan hipoklorit) terhadap mikroorganisme Staphylococcus aureusdan Salmonella typhi yang resisten terhadap ampisilin dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan dari disinfektan turunan aldehid dan halogen yang dibandingkan dengan fenol dengan metode uji koefisien fenol .


1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Desinfeksi air?
2.      Apa saja aspek-aspek desiinfeksi?
3.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil proses disinfeksi ?
4.      Sebutkan macam-macam antiseptic dan desinfektan?
5.      Sebutkan kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal ?
6.      Bagaimana cara-cara untuk mendisinfeksi ?

1.3  Tujuan
Dalam makalah ini bertujuan agar mahasiswa lebih mengetahui pengertian dari desinfeksi, dan mengetahui macam-macam dari desinfektan dan antiseptic.


BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian
Desinfeksi adalah proses pengolahan air dengan tujuan membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen. Desinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut. Sebelum air bersih didistribusikan proses desinfeksi mutlak dilakukan sebaik apapun hasil pengolahan yang diperoleh.
Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.
2.      Aspek-aspek disinfeksi
Kecepatan atau keampuhan desinfektan tergantung dari beberapa factor yaitu:
a.       Keadaan mikro organism.
b.      Desiinfektan.
c.       Waktu kontak.
d.      Factor lingkungan.

a.      keadaan mikro organism.
1)      Jenis
Jenis ikro organism, yaitu bakteri virus, atau parasit, mempunyai kepekaan tertentu terhadap desi infektan yang berlainan misalnya resistensi cyfte protozoa > enterrovirus > enteric bacteria.
2)      jumlah
Jumlah mikro organism yang terutama yang pathogen, akan memerkukan dosis desiinfektan yang lebih besar pula.
3)      Umur
Umur mikro organism akan mempengaruhi pula efektivitas desiinfektan
4)      Penyebaran
Mikro organism yang menyebar akan mudah ditembus desiinfektan. Sebaliknya kumpulan bakteri akan lebih sulit di tembus oleh desiinfektan. Bakteri cenderung membentuk “clam” dengan suspenden solic yang ada didalam air, sehingga air yang keruh harus dicurigai sebagai air yang mempunyai bakteri pantogen yang lebih banyak.
b.      Waktu kontak
Untuk dapat berfungasi dengan optimal, desiinfektan harus mempunyai waktu kontan yang cukup denagan air yang diproses. Efektivitas desiinfektan dapat ditunjukan dengan suhu atau konstanta yang merupakan hasil kosentari dengan waktu kontan.
c.       Factor lingkungan
1)      Suhu
Makin tinggi suhu air, makin tinggi pula efektifita desinfektan.
2)       PH
Setiap desinfektan akan berfungsi dengan optimal pada Ph tertentu,
3)      Kualitas air
Air yang mengandung zat organic dan unsure lainnya, akan mempengaruhi besarnya choline demend, sehingga di perlukan kosentrasi clorine yang makin tinggi.
4)      Pengelolaan air
Proses yang d lakukan sebelum desinfektan, pengendap dan faksin akan mempengaruhi hasil yang di capai.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil proses desinfeksi :
·         Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.
·         Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
·         Pembersihan/dekontaminasi benda sebelumnya.
·         Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan
·         Struktur fisik benda
·         Suhu dan PH dari proses desinfeksi.
4.      Macam-macam Antiseptic dan Desinfektan :
a)      Chlorin
Chlorin banyak di gunakan dalam pengelolaan air bersih dan air lmbah sebagai oksidator dan desinfektan. Sebgai oksidant. Chlorine di gunakan untuk mengunakan rasa dan warna pada pengelolaan air bersih.
Macam-macam chlorine:
ü  Anorganik cholaramine
ü  Organic cholaramine
ü  Cholorine di oksida
b)      Ozone
Ozone bersifat larut d dalam air dan mudah berkomposisi pada temperature dan PH tinggi. Karena sifat terakhir ini, maka harus di siapkan/di buat sesaat sebelum di gunakan. Ozone merupakan oksidator kuat dan bereaksi dengan cepat dengan hamper semua zat organic dan anorganik. Meskipun demikian, perkecualian terjadi bagi ion cholorida karena      karena tidak bereaksi dengan ozone atau ammonia yang hanya sedikit bereaksi dengan ozone.
Sifat ozone yang bereaksi dengan cepat menyebabkan persitensinya di dalam air hanya sebentar saja. Dengan demikian desinfektan ini kurang efekti bila di masudkan untuk menjaga kualtas air yang terkontaminasi di jaringan distribusi. Ozone sanagat tidak stabil di da;am air serta mempunyai waktu paru sebesar 40 menit ada PH 7,6 dan suhu 14,6 oC. pada suhu udara bebas, di perkirakan waktu luruhnya hanya sekitar 20 menit kemampuan ozone untuk membunuh mikrorganisme.
c)      Yodine dan bromine
Sudah sejak lama lodine di gunakan sebagai antiseptic pada luka yang kita derita. Meskipun pengunaannya sebagai desinfektan tidak/kurang popular saat ini. sperti hanya cholorine dan bromine, penggunaan lodine memerlukan memerlikan biaya yang lebih besar. Aktivitas lodine dan dalam membinaskan bakteri dan cyste sangat tergantu pada PH. Akan membinasakan virus dan lodine lebih efektif daripada chloride danbromine.
Bromine merupakan bakteri dan virusida yang efektif. Pada kehadiran ammonia di dalam air, bromine masih lebih efektif bila di bandingkan dengan chlorine. Sebagi cystesida, asam hypobromous masih tetap aktif pada PH > 9.     

Macam-Macam Desinfektan yang lain :
1)      Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini mudah sekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam berat itu mudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahal harganya. Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan merkuroklorida (sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita pakai merkurokrom, metafen atau mertiolat.
2)      Zat Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis. Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi zat pewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan protein atau mengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang.
3)      Klor dan senyawa klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor dengan kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk mencuci alat-alat makan dan minum.
4)      Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis
Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik khasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang mencampurkan bau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik.
5)      Kresol
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi juga beberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai bakterisida, dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen ini menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itu digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen lisol (kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi konsentrasi yang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.
6)      Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan benzyl alcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efek preservatifnya (sebagai pengawet).
7)      Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agen ini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalam larutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.
8)      Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen pembunuh bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang membuat senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untuk menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun yang tidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara komersial untuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut. Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagian besar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida.
9)      Hidogen Peroksida    
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya mengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan dalam pembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya kemungkinan dimasuki organisme aerob.


10)  Betapropiolakton
Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini diperlukan, karena betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukup cepat untuk menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam tidak terdapat betapropiolakton yang tersisa.
11)  Senyawa Amonium Kuaterner
Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat subtituennya mengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen. Senyawa – senyawa ini bakteriostatis atau bakteriosida, tergantung pada konsentrasi yang  digunakan; pada umumnya, senyawa-senyawa ini jauh lebih efektif terhadap organisme gram-positif daripada organisme gram-negatif.
12)  Sabun dan Detergen
Sabun bertindak terutama sebagai agen akti-permukaan;yaitu menurunkan tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting karena bakteri, bersama minyak dan partikel lain, menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui proses pencucian.
13)  Sulfonamida
Sejak 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang mengandung belerang sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan lagipula tidak merusak jaringan manusia. Terutama bangsa kokus seperti Sterptococcus yang mengganggu tenggorokan, Pneumococcus, Gonococcus, dan Meningococcus sangat peka terhadap sulfonamide.
14)  Antibiotik
Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain.
5.      Kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal
a.       Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
b.      Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban
c.       Tidak toksik pada hewan dan manusia
d.      Tidak bersifat korosif
e.       Tidak berwarna dan meninggalkan noda
f.       Tidak berbau/ baunya disenangi
g.       Bersifat biodegradable/ mudah diurai
h.      Larutan stabil
i.        Mudah digunakan dan ekonomis
j.        Aktivitas berspektrum luas
6.      Cara-Cara Mendesinfeksi
1)      Cara Kimia
2)      Cara Fisika
3)      Cara Mekanik

 
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian.
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.


DAFTAR PUSTAKA

http://signaterdadie.wordpress.com/2009/10/08/desinfektan/ http://linkfadliblog.blogspot.com/2009/05/disinfektan.html. http://abunidathoe.multiply.com/journal/item/32


Tidak ada komentar:

Posting Komentar