Rabu, 08 Mei 2013

MENU PADA LANSIA



MAKALAH GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
“MENU PADA LANSIA”
Pengampu : Dr.Drs. Sugeng Maryanto, M.Kes


Di susun oleh :
Nining Lestari             (020111a015)
     Putri Janurwati             (020111a018)
     Sri Ambarwati              (020111a020)
     Junengsih                     (020110a021)


PROGRAM STUDI  KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES NGUDI WLUYO
2013


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dengan ucapan alhamdulillahirobbil Alamin, Karena atas berkat Rahmat- Nya yang diberikan kepada kita terutama nikmatul imaniwal islam, diantara beberapa nikmat tersabut sehingg penulis dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul tentang “Menu pada Lansia”.
Penulis menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kesempurnaan dan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.



                                                                                                Ungaran,         Mei  2013
                       
                                                                                                            Penulis            
                                                                                                         Kelompok 9                  


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan usia pada Bab Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi “lanjut usia adalah seorang yang mencakup usia 60 tahun keatas”. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, yang pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit sampai tidak melakukan tugasnya sehari-hari lagi hingga bagi kebanyakan orang masa tua itu merupakan masa yang kurang menyenangkan.
Sedangkan seorang menjadi lanjut usia dikarenakan adanya beberapa proses individual, antara lain :
a.       Umur biologis : fungsi berbagai sistem organnya dibandingkan dengan orang lain pada umur yang sama.
b.      Umur Psikogis : kapasitas adaptasi individu dibandingkan dengan orang lain pada umur kronologis yang sama.
c.       Umur sosial : sejauh mana individu dapat melakukan peran sosial dibandingkan dengan anggota masyarakat dibandingkan dengan anggota masyarakat lain pada umur kronologis yang sama.
d.      Umur fungsional : tingkat kemampuan individu untuk berfungsi dimasyarakat dibandingkan dengan orang lain pada umur kronologis yang sama.
Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan yang diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonomi atau pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992).
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa  masa lansia / penuaan itu ?
2.      Apa saja factor – faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi pada lansia ?
3.      Apa saja masalah gizi pada lansia ?
4.      Bagaimana pemantauan status nutrisi ?
5.      Bagaimana perencanaan makanan untuk lansia ?
6.      Bagaimana cara mengatur makanan pada lansia ?
7.      Bagaimana cara menjaga kesehatan pada lansia ?

C.    Tujuan
1.            Mengetahui pengertian masa lansia
2.            Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi pada lansia
3.            Mengetahui masalah gizi pada lansia
4.            Mengetahui pemantauan status nutris
5.            Mengetahui perencanaan makanan untuk lansia
6.            Mengetahui cara mengatur makanan pada lansia
7.            Mengetahui cara menjaga kesehatan pada lansia









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Masa Lansia / Penuaan adalah proses yang alami dan spontan, dimana terjadi penurunan faali tubuh atau organ tubuh yang berjalan perlahan namun berangsur dan pasti. Tanda yang mudah kita lihat adalah kulit yang tadinya halus mulus berangsur-angsur akan berubah menjadi keriput, rambut yang tadinya hitam mulai berubah menjadi putih, gigi yang tadinya lengkap kemudian menjadi ompong dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan lansia adalah orang yang berusia 60 tahun keatas. Menurut Depkes, penggolongan lansia dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
a)            Kelompok Lansia Dini (55-64 tahun), ini merupakan kelompok yang baru memasuki lansia
b)            Kelompok Lansia (65 tahun ke atas)
c)            Kelompok Lansia Resiko Tinggi, yaitu lansia yang berusai lebih dari 70 tahun.
Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya, selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.


Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1)      Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
a.       Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dll.
b.      Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.
2)      Kelompok zat pembangun Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan dan olahannya.
3)      Kelompok zat pengatur Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

B.     Faktor – factor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi pada lansia
1)      Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
2)      Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.
3)      Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4)      Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5)      Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
6)      Penyerapan makanan di usus menurun.

C.    Masalah gizi pada lansia
1)      Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
2)      Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3)      Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

D.    Pemantauan Status Nutrisi
1.      Penimbangan Berat Badan
a)      Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali, waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.
b)      Menghitung berat badan ideal pada dewasa :
Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)
Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB kurang dari 160 cm, digunakan rumus :
Berat badan ideal = TB dalam cm – 100
Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih Jika BB kurang dari ideal artinya gizi kurang.



1.      Kekurangan kalori protein
Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang, makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat  menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.
2.      Kekurangan vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.

E.     Perencanaan Makanan pada Lansia
Perencanaan makan secara umum :
1.      Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2.      Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil. Contoh menu : Pagi : Bubur ayam Jam 10.00 : Roti Siang : Nasi, pindang telur, sup, papaya Jam 16.00 : Nagasari Malam : Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, dan pisang.
3.      Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi
4.      Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti santan, mentega dll.
5.      Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikanhal-hal sebagai berikut :
·         Makanlah makanan yang mudah dicerna
·         Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan
·         Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang
·         Makan dalam porsi kecil tetapi sering
·         Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan
·         Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.
·         Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
·         Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng.

F.     Cara mengatur makanan pada lansia
Cara mengatur makanan bagi lansia adalah :
1)      Dengan memperhatikan prinsip-prinsip kebutuhan gizinya yaitu kebutuhan energi memang lebih rendah dari pada usia dewasa muda (turun sekitar 5-10%), kebutuhan protein sebesar 1 gr/kg BB, kebutuhan lemak berkurang, kebutuhan karbohidrat cukup (sekitar 50%), kebutuhan vitamin dan mineral sama dengan usia dewasa muda. Atau dengan cara praktis melihat di DKGA (Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan)
2)      Menu yang disajikan untuk lansia harus mengandung gizi yang seimbang yakni mengandung sumber zat energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Dalam hal ini kita bisa mengacu pada makanan empat sehat lima sempurna.
3)      Karena lansia mengalami kemunduran dan keterbatasan maka konsistensi dan tekstur atau bentuk makanan harus disesuaikan. Sebagai contoh : gangguan pada gigi (gigi tanggal/ompong), maka bentuk makanannya harus lunak, misal nasi ditim, lauk pauk dicincang (ayam disuwir, daging sapi dicincang/digiling)
4)      Makanan yang kurang baik bagi lansia adalah makanan berlemak tinggi seperti  seperti jerohan (usus, hati, ampela, otal dll), lemak hewan, kulit hewan (misal kulit ayam, kulit sapi, kulit babi dll), goreng-gorengan, santan kental. Karena seperti prinsip yang disebutkan tadi bahwa kebutuhan lemak lansia berkurang dan pada lansia mengalami perubahan proporsi jaringan lemak.  Hal ini bukan berarti lansia tidak boleh mengkonsumsi lemak. Lansia harus mengkonsumsi lemak namun dengan catatan sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh misalnya bila menu hari ini lauknya sudah digoreng, maka sayurannya lebih baik sayur yang tidak bersantan seperti sayur bening, sayur asam atau tumis. Bila hari ini sayurnya bersantan maka lauknya dipanggang, dikukus, dibakar atau ditim.
5)      Lansia harus diberi pengertian untuk mengurangi atau kalau bisa menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi. Contoh bahan makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi adalah garam dapur, vetsin, daging kambing, jerohan, atau makanan yang banyak mengandung garam dapur misalnya ikan asin, telur asin, ikan pindang. Mengapa lansia harus menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi ? Hal ini dikarenakan pada lansia mudah mengalami hipertensi. Hal ini, seperti yang dijelaskan tadi bahwa elastisitas pembuluh darah telah menurun dan terjadi penebalan di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan mudahnya terkena hipertensi. Selain itu indera pengecapan pada lansia mulai berkurang, terutama untuk rasa asin, sehingga rasa asin yang cukup-pun terasa masih kurang bagi mereka, lalu makanan ditambah garam yang banyak, hal ini akan meningkatkan tekanan darah pada lansia.  Jadi kita memang perlu sampaikan kepada lansia bahwa panduan rasa asinnya tidak bisa lagi dipakai sebagai ukuran, karena bila dengan panduan asin dari lansia, untuk kita yang belum lansia akan terasa asin sekali.
6)      Lansia harus memperbanyak makan buah dan sayuran, karena sayur dan buah banyak mengandung vitamin, mineral dan serat. Lansia sering mengeluhkan tentang konstipasi/susah buang air besar, nah dengan mengkonsumsi sayur dan buah yang kaya akan serat maka akan melancarkan buang air besar. Untuk buah, utamakan buah yang bisa dimakan dengan kulitnya karena seratnya lebih banyak. Dengan mengkonsumsi sayuran dan buah sebenarnya lansia tidak perlu lagi mengkonsumsi suplemen makanan.
7)      Selain konsumsi sayur dan buah, Lansia harus banyak minun air putih. Kebutuhan air yakni 1500 – 2000 ml atau 6 -8 gelas perhari. Air ini sangat besar artinya karena air menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal dan lain-lain. Air juga sebagi pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila tubuh kekurangan cairan maka fungsi, daya tahan dan kelenturan tulang juga berkurang. Air juga berguna untuk mencegah sembelit, karena untuk penyerapan makanan dalam usus memerlukan air.
Contoh Menu Lansia Dalam 1 Hari :
Waktu Makan
Pria (2200 kal)
Wanita (1850 kal)
Pagi
1 ½ gls nasi/ pengganti
1 butir telur (Telur Mata Sapi)
100 gr sayuran (Cah Kangkung)
1 gls susu skim
1 gls nasi/ pengganti
1 btr telur
100 gr sayuran
1 gls susu skim
Pukul 10.00
Snack/buah (Nagasari)
Snack/buah
Siang
1 ½ gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Pepes Ikan)
25 gr tempe/kacang-kacangan (Tempe bb Tomat)
150 gr sayuran (Sayur Asem)
1 ptg buah (Semangka)
1  gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas
25 gr tempe/kacang-kacangan
150 gr sayuran
1 ptg buah
Pukul 17.00
Snack/ buah (Bubur Kacang Hijau)
Snack/ buah
Malam
1 ½ gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas (Basho Daging)
50 gr tahu (Hot Tahu)
150 gr sayuran (Sup Sayur)
1 ptg buah (Pisang)
1  gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas
50 gr tahu
150 gr sayuran
1        ptg buah

G.    Cara Menjaga Kesehatan pada Lansia
1)      Olah raga yang teratur dan sesuai
Olah raga usia lanjut tidak perlu berlebihan, patokan olah raga lansia yaitu beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif atau bertanding. Beberapa contoh olah raga yang sesuai dengan batasan tadi adalah jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki bukut, senam dengan faktor kesulitan kecil dan olah raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan.
2)      Istirahat, tidur yang cuku
Tidur ini bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan immunitas atau kekebalan tubuh, mempercepat proses penyembuhan penyakit, juga pada saat tidur tubuh memperbaiki jaringan tubuh yang mengalami kerusakan. Oleh karena itu orang pada umumnya akan merasa segar setelah istirahat.
3)      Menjaga kebersihan
Lansia harus menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan, kebersihan ruangan dan juga pakaian dimana dia tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh  adalah mandi dua kali sehari, mencuci tangan sebelum makan atau sesudah mengerjakan sesuatu, sikat gigi setelah selesai makan, membersihkan kuku dan lubang-lubang (hidung, telinga, pusar, anus dan organ intim), memakai alas kaki jika keluar rumah dan menggunakan pakaian yang bersih.
Sedangkan kebersihan lingkungan yakni di halaman rumah, jauh dari sampah dan genangan air. Di dalam ruangan atau rumah bersih dari debu dan kotoran setiap hari, tutupi selalu makanan di meja makan. Pakaian, sprei, gorden, karpet, seisi rumah termasuk kamar mandi dan WC harus dibersihkan secara periodik. Tentu saja hal ini memerlukan bantuan dari keluarga atau orang yang tinggal bersama Lansia

4)      Memeriksakan kesehatan secara teratur
Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci keberhasilan dari upaya pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak sedang sakit, lansia dianjurakan untuk memeriksakan kesehatannya secara berkala, agar bila ada penyakit dapat diketahui lebih dini sehingga pengobatannya lebih mudah dan cepat dan jika ada faktor beresiko yang menyebabkan penyakit dapat dicegah.
5)      Mental dan batin tenang dan seimbang
Yakni dengan lebih dekat kepada Tuhan, menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, hal ini akan membuat lebih tenang. Lalu hindari stress, hidup yang penuh dengan tekanan yang akan merusak kesehatan. Stress juga dapat menyebabkan stroke, penyakit jantung dan sebagainya. Lalu tersenyum dan tertawa….tapi bukan senyum dan ketawa sendiri lho… Senyum dan ketawa akan membuat penampilan lebih menarik dan disukai semua orang. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan…ingat lagu”Hati yang Gembira adalah Obat..”? Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. Tertawa dan senyum itu murah tidak perlu membayar namun menjadikan hidup ceria, bahagia dan sehat
6)      Rekreasi
Rekreasi untu menghilangkan kelelahan setelah beraktifitas selama seminggu, bisa di pantai, di taman, atau bersantai bersama keluarga, anak dan cucu, atau teman dan tetangga.
7)      Yang terakhir pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat itu bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga sehat social





BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Penuaan adalah proses yang alami dan spontan, dimana terjadi penurunan faali tubuh atau organ tubuh yang berjalan perlahan namun berangsur dan pasti. Tanda yang mudah kita lihat adalah kulit yang tadinya halus mulus berangsur-angsur akan berubah menjadi keriput, rambut yang tadinya hitam mulai berubah menjadi putih, gigi yang tadinya lengkap kemudian menjadi ompong dan sebagainya.
Kesehatan tidak berarti segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya tidak berarti, maksudnya orang yang sehat belum tentu hidupnya makmur, kaya raya, segala keinginannya dapat terpenuhi, namun orang sehat bisa saja adalah orang yang sederhana atau biasa saja. Akan tetapi kesehatan itu adalah milik kita yang paling berharga, karena bila kita sakit kita tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak bisa menikmati dengan baik apa yang kita miliki. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga, merawat, memelihara dan menyayangi kesehatan.

B.     SARAN
Petugas kesehatan dapat melakukan penyuluhan untuk memotivasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan .











                 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar