LAPORAN PRATIKUM KESEHATAN
(BAGIAN KESEHATAN KERJA)
Dosen
Pengampu : Puji Pranowowati,.SKM,.M.Kes
Disusun
kelompok 5 :
Nining
Lestari (020111a015)
Sapiun
Jaenah (020111a019)
Sri
Ambarwati (020111a020)
Welly
Apri Astito (0201310b001)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES NGUDI WALUYO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
- TINJAUAN PUSTAKA
1.
Kebisingan
1) Pengertian
kebisingan
Bising dalam kesehatan kerja, bising
diartikan sebagai suara yang dapat menurunkan pendengaran baik secara
kwantitatif (peningkatan ambang pendengaran) maupun secara kwalitatif
(penyempitan spektrum pendengaran), berkaitan dengan faktor intensitas,
frekuensi, durasi dan pola waktu.
Kebisingan didefinisikan sebagai suara
yang tidak dikehendaki,misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara,musik
dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau menghalangi gaya hidup. (Kosa kata
elekttro-teknik Internatisional Bab 801: Akustikal dan elektroakustik).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kebisingan
adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan,
kenyaman serta dapat menimbulkan ketulian.
2) Jenis-Jenis
Kebisingan
Jenis-jenis
kebisingan yang sering ditemukan berdasarkan spektrum frekuensi dan sifat
sumber bunyi, bising dapat dibagi atas:
a. Bising
terus menerus (continuous noise)
Bising
terus menerus dihasilkan oleh mesin yang beroperasi tanpa henti, misalnya blower, pompa, kipas angin, gergaji sirkuler,
dapur pijar, dan peralatan pemprosesan. Bising terus-menerus adalah bising
dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak
putus-putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
b. Wide
Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. bising ini relatif
tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-turut,
seperti suara kipas angin, suara mesin tenun.
c. Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif
tetap, akan tetapi hanya mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500,
1000, 4000) misalnya gergaji sirkuler, dan katup gas.
d. Bising terputus-putus (intermittent noise)
Adalah
kebisingan saat tingkat kebisingan naik dan turun dengan cepat, seperti lalu
lintas dan suara kapal terbang di lapangan udara. Bising jenis ini sering
disebut juga intermittent noise, yaitu bising yang berlangsung secara tidak
terus-menerus, melainkan ada periode relatif tenang, misalnya lalu lintas,
kendaraan, kapal terbang, dan kereta api.
e. Bising tiba-tiba (impulsive noise)
Merupakan
kebisingan dengan kejadian yang singkat dan tiba-tiba. Efek awalnya menyebabkan
gangguan yang lebih besar, seperti akibat ledakan, misalnya dari mesin
pemancang, pukulan, tembakan bedil atau meriam, ledakan dan dari suara tembakan
senjata api. Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40
dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara
tembakan, suara ledakan mercon, dan meriam.
f. Bising
berpola (tones in noise)
Merupakan
bising yang disebabkan oleh ketidakseimbangan atau pengulangan yang
ditransmisikan melalui permukaan ke udara. Pola gangguan misalnya disebabkan
oleh putaran bagian mesin seperti motor, kipas, dan pompa. Pola dapat
diidentifikasi secara subjektif dengan mendengarkan atau secara objektif dengan analisis frekuensi.
g. Bising
impulsif berulang
Sama
dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang, misalnya mesin
tempa.
3) Pengaruh
bising pada manusia
Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising
dapat dibagi atas:
a. Bising
yang mengganggu (Irritating noise).
Merupakan bising yang mempunyai intensitas
tidak terlalu keras, misalnya mendengkur.
b. Bising
yang menutupi (Masking noise)
Merupakan
bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, secara tidak langsung bunyi ini
akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, karena teriakan atau
isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.
c. Bising
yang merusak (Damaging/Injurious noise)
Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui
Nilai Ambang Batas. Bunyi jenis ini akan merusak atau menurunkan fungsi
pendengaran.
2.
Pencahayaan
Setiap hari manusia terlibat pada suatu
kondisi lingkungan kerja yang berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut
sangat mempengaruhi terhadap kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan
kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan
kerjanya mendukung. Salah satunya adalah penerangan yang baik. Di beberapa
tempat kerja telah membuktikan bahwa
penerangan memberikan dampak positif seperti peningkatan produksi yang
maksimal, tersedianya barang dan jasa, serta perluasan lingkungan kerja.
Ruang kelas merupakan salah satu
tempat yang digunakan untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan seperti,tempat untuk belajar, tempat untuk dosen
melakukan pengajaran kepada mahasiswa. Ruang kelas ini tentu membutuhkan penerangan yang baik,
agar kegiatan yang dilakukan didalamnya dapat berjalan lancar.
Penerangan yang baik yaitu penerangan
yang memungkinkan kita dapat melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat
dan tanpa upaya yang tidak perlu, berikut hal-hal yang menentukan penerangan
yang baik, antara lain:
a. Pembagian
luminensi dalam lapangan penglihatan
b. Pencegahan
kesilauan
c. Panas
penerangan terhadap keadaan lingkungan
d. Arah
sinar
e. Warna
Penerangan yang buruk yaitu penerangan
dimana kita kurang dapat melihat objek yang dikerjakan secara tidak jelas dan
memungkinkan dibantu oleh alat Bantu penglihatan. Pengaruh yang mengakibatkan
penerangan yang buruk, antara lain:
a. Kelelahan
mata
b. Kelelahan
mental
c. Kerusakan
alat penglihatan
d. Keluhan pegal disekitar mata
e. Bertambahnya
kecelakaan
Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata
tersebut akan bermuara pada penurunan performansi kerja, termasuk kehilangan
produktivitas, kualitas kerja rendah, banyak terjadi kesalahan dan kecelakaan
kerja meningkat.
Tingkat pencahayaan dapat diukur dengan
menggunakan alat Lux Meter. Lux meter merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mengukur kuat atau lemahnya cahaya yang terdapat pada suatu ruangan atau tempat
tertentu.
- TUJUAN
1. Untuk mengetahui intensitas kebisingan di
suatu tempat kerja
2. Mahasiswa
mampu melakukan pengukuran kebisingan
3. Mahasiswa
mampu menganalisis hasil pengukuran kebisingan
4. Untuk
mengetahui intensitas penerangan di suatu tempat kerja
5. Mahasiswa
mampu melakukan pengukuran intensitas penerangan
6. Mahasiswa
mampu menganalisis hasil pengukuran pencahayaan
BAB
II
CARA
KERJA PRAKTIKUM
- ALAT DAN BAHAN
1. Kebisingan
a. Sound
level meter
b. Lembar
data
2. Pencahayaan
a. Lux
meter atau Digital Light Meter
b. Lembar data
- CARA KERJA
1. Kebisingan
1) Persiapan Alat
a. Pasang
bateri pada tempatnya
b. Tekan
tombol power
2) Pengukuran
a. Pilih
selector pada posisi :
·
fast untuk jenis kebisingan kontinue,
·
slow untuk jenis kebisingan
implusive/terputus – putus
b. Pilih
selector range intensitas kebisingan
c. Tentukan
lokasi pengukuran
d. Setiap
lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit, dengan 6 kali
pembacaan. Hasil pengukuran adalah angka yang ditunjukan pada monitor.
e. Catat
hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan sesaat (Lek)
Lek
= 10 Log (10L1/10 + 10l2/10 +10L3/10+......) dB
2. Pencahayaan
1) Persiapan
Alat
a. Pasang baterai pada tempatnya
b. Tekan
tombol power dengan membuka penutup sensor
c. Bawa
alat ke tempat titik pengukuran yang telah di tentukan, baik intensitas
penerangan umum atau setempat
d. Baca
hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga
didapatkan angka yang stabil
e. Catat
hasil pengukuran
f. Matikan
luxmeter setelah digunakna
2) Pengukuran
penerangan umum
a. Bagi
ruang kerja menjadi beberapa titik pengukuran
·
Bagi luas ruangan kurang dari 10 m2, , titik potong garis
horizontal panjang dan lebar ruangan pada jarak 1 meter.
·
Luas ruangan 10 m2 sampai 100 m2 ,titik
potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada jarak 3 meter.
·
Luas ruangan lebih dari 100m2, tiitk
potong horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter.
b. Lakukan
pengukuran dengan tinggi Luxmeter kurang lebih 85-100 cm di atas lantai, dan
posisi photo cell horizontal dengan lantai.
c. Catat
hasil pengukuran
3) Pengukuran penerangan lokal/penerangan
setempat
a. Pengukuran dilakukan pada objek kerja berupa
meja kerja atau peralatan kerja.
b. Bagi objek kerja menjadi beberapa titik ukur
(sejangkauan tangan)
c. Pengukuran
dilakukan dengan meletakan luxmeter pada
objek kerja
d. Catat
data yang diperoleh pada lembar data.
- STANDAR PENGUKURAN
1) Kebisingan
Starndar
pengukuran kebisingan mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Kep
51/Men/1999 tentang nilai ambang batas faktor fisik di tempat kerja.
2) Pencahayaan
Standar
pengukuran intensitas cahaya / penerangan adalah PMP No 7 Tahun 1964 tentang
syarat-syarat kesehatan , kebersihan, serta penerangan dalam tempat kerja.
BAB III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
- HASIL
1. Kebisingan
Lembar
data pengukuran kebisingan
Nama
alat
: Sound level meter
Kelompok
: 5
Tanggal
: 26-04-2014
Jam : 14.45 -
15.13 WIB
Cuaca : Hujan
Data
pengukuran :
No
|
Lokasi
|
Intensitas Kebisingn ( dB A) pada
detik ke -
|
Range
|
L ek
|
|||||
1
|
20
|
40
|
60
|
80
|
100
|
||||
|
Gedung
J.3
|
74.2
|
67.0
|
66.2
|
67.0
|
69.1
|
66.0
|
68.3
|
77.22
dB
|
2.
|
Gedung
I ruang D3 Kebidanan
|
60.3
|
51.8
|
51.9
|
59.1
|
54.8
|
53.2
|
54.9
|
64.32
dB
|
2.
|
Parkir
Gedung PSKM
|
76.2
|
75.4
|
77.2
|
77.4
|
76.1
|
77.1
|
76.6
|
84.41 dB
|
Hasil
perhitungan Lek :
1.
Lek = 10 Log (10L1/10 + 10l2/10 +10L3/10+10L4/10+10L5/10)
dB
Lek
= 10 Log (1074.2/10 + 1067.0/10 +1066.2/10+1067.0/10+1069.1/10+1066.1/10)
dB
Lek
= 10 Log ( 52697226.37) dB
Lek
= 77.22 dB
2.
Lek = 10 Log (10L1/10 + 10l2/10 +10L3/10+10L4/10+10L5/10+10L6/10)
dB
Lek
= 10 Log (1060.3/10 + 1051.8/10 +1051.9/10+1059.1/10+1054.8/10+1053.2/10)
dB
Lek
= 10 Log ( 2701512.393 ) dB
Lek
= 64.32 dB
3.
Lek = 10 Log (10L1/10 + 10l2/10 +10L3/10+10L4/10+10L5/10+10L6/10)
dB
Lek
= 10 Log (1076.2/10 + 1075.4/10 +1077.2/10+1077.4/10+1076.1/10+1077.1/10)
dB
Lek
= 10 Log ( 275819623 ) dB
Lek
= 84.41 dB
- Pencahayaan
Penerangan lokal
Nama
ruangan
: Gedung J.3
Alamat
: STIKES NWU
Jenis
lampu
: Neon/Philip
Waktu
pengukuran :
14.45 – 15.13 WIB
Cuaca
: Hujan
No
|
Lokasi
|
Intensitas Penerangan (Lux)
|
Rata-rata
|
|
Meja Dosen
|
Meja Mahasiswa
|
|||
1.
|
Gedung
J.3
|
83.6
|
57.6
|
70.6
|
2.
|
Gedung
I ruang D3 Kebidanan
|
9.3
|
21.9
|
15.6
|
Penerangan Umum
Nama
ruangan
: Gedung J.3
Alamat
: STIKES NWU
Jenis
lampu
: Neon/Philip
Waktu
pengukuran :
14.45 – 15.13 WIB
Cuaca
: Hujan
No
|
Lokasi
|
Intensitas Penerangan (Lux)
|
Rata-rata
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
Gedung
J.3
|
57.2
|
70.4
|
82.8
|
49.2
|
64.9
|
2.
|
Gedung
I ruang D3 Kebidaan
|
14.5
|
20.9
|
91.4
|
59.2
|
46.5
|
Keterangan
:
Luas
ruangan gedug J.3 dan Gedung I lebih
dari 100 m2 titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak 6 m.
·
Gedung J.3 : Lampu menyala, cuaca hujan, jendela belakang
terbuka & pintu
di tutup .
·
Gedung I ruang D3 Kebidanan : Lampu mati (1 & 2), lampu nyala ( 3 &
4), cuaca gerimis, jendela tertutup, pintu tertutup.
- PEMBAHASAN
1. Kebisingan
Pengukuran
kebisingan yang dilakukan di Gedung J.3 dan Gedung I ruang D3 Kebidanan Stikes Ngudi waluyo ungaran dilaksanakan saat cuaca hujan. Ruang J.3 yang
di ukur memiliki luas ruangan sebesar 4 x 6 m2. Pengukuran dilakukan pada cuaca
hujan , didapat hasil pengukuran yaitu 77.22
dB, 64.32
dB , dan 84.41 dB .
2. Pencahayaan
Pengukuran pencahayaan yang dilakukan di
Gedung J.3 dan Gedung I ruang D3 Kebidanan Stikes Ngudi waluyo ungaran dilaksanakan saat cuaca hujan. Ruang J.3 yang
di ukur memiliki luas ruangan sebesar 4 x 6 m2. Pengukuran dilakukan pada
keadaan lampu menyala . Pengukuran pada keadaan lampu menyala dilakukan 2 jenis
pengukuran, yaitu pengukuran umum dan pengukuran lokal.
Pengukuran umum yang dilakukan pada saat
kondisi lampu menyala didapat hasil pengukuran yaitu 46.5 -
64.9 Lux. Pengukuran lokal dilakukan pada 2 titik, yaitu pada 1 meja dosen, 1
meja mahsiwa depa pojok .
BAB IV
PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari
pengukuran kebisingan di dapatkan hasil di
Gedung J.3 sebesar 77.22 dB , Gedung 1
ruang D3 Kebidanan sebesar 64.32 dB dan
Parkir PSKM sebesar 84.41
dB . Ini menunjukan NAB pada tempat tersebut tergolong
normal.
Untuk
pengukuran pencahayaan di Gedung J.3
tergolong normal, sedangkan di Gedung I ruang D3 Kebidanan tidak sesuai NAB.
- SARAN
Untuk pencahayaan sebaiknya di lakukan perbaikan lampu supaya penerangan
ruangan sesuai dengan NAB dan nyaman
digunakan dalam proses belajar mengajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar