BAB II
PEMBAHASAN
- PENYAKIT AKIBAT KERJA
Sebuah hal yang subtansi dari kehidupan kita adalah
pentingnya pekerjaan, karena dengan bekerja kita dapat menghidupi kehidupan
kita secara jasmani, namun kadang dengan pekerjaan membuat seluruh organ-organ
tubuh jenuh dengan aktifitas yang sering kita lakukan. Sehingga organ tubuh
mengalami sutu hal yang membuat kita merasa sakit, untuk memahami lebih dalam
kami akan mendefinisikan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan.
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.
Dengan demikian penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang artifisual atau
man made disease.
- PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT KERJA
Tedapat beberapa penyebab PAK yang umu terjadi di
tempat kerja, berikut beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab
dari penyakit yang ada di tempat kerja.
1. Golongan
fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi, penerangan
2. Golongan
kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut
3. Golongan
biologik: bakteri, virus, jamur, Dll
4. Golongan
fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja.
5. Golongan
psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjaan, Dll
- KEBISINGAN
A.
Defenisi
Kebisingan didefinisikan sebagai “suara
yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik
dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup (JIS Z
8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik Internasional Bab 801: Akustikal
dan elektroakustik)".
Kebisingan yaitu bunyi yang
tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH
No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran (KepMenNaker No.51 Tahun 1999)
jadi dapat disimpulkan bahwa kebisingan
bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan,
kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian.
B.
Anatomi
Telinga dan Mekanisme Mendengar
Telinga
terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
1. Telinga
Bagian Luar
Terdiri
dari daun telinga dan liang telinga (audiotory canal), yang dibatasi oleh
memran timpani. Telinga bagian luar berfungsi sebagai mikrofon yaitu menampung
gelombang suara dan menyebabkan memran timpani bergetar. Semakin tinggi
frekuensi getaran semakin cepat pula membran tersebut bergetar begitu pula
sebaliknya.
2. Telinga
Bagian Tengah
Terdiri
atas Osside yaitu 3 tulang kecil (tulang pendengaran yang halus) martilandasan
sunggurdi berfungsi memperbesar getaran dari membran timpani dan meneruskan
getaran yang telah diperbesar ke oval window yang bersifat fleksibel. Oval
window terdapat pada ujung dari cochela.
3. Telinga
Bagian Dalam
Yang
dapat juga disebut cochela dan membentuk rumah siput. Cochela mengandung
cairan, didalamnya terdapat membran basiler dan organ corti yang terdiri dari
sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Getaran dari oval window
akan doteruskan oleh cairan dalam cochela, mengantarkan membran basiler.Getaran
ini merupakan impuls bagi organ corti yang selanjutnya diteruskan ke otak
melalui saraf pendengar (nervus cochelaris)
C.
Jenis
Kebisingan
Berdasarkan
sifat dan spektrum frekuensi bunyi, bising dapat dibagi atas :
1. Bising
yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas.
Bising ini relatif tetap dalam batas kurang
dari 5 dB untuk periode 0,5 berturut-turut. Misalnya, mesin, kipas angin, dapur
pijar.
2. Bising
yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit.
Bising
ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya ia hanya mempunyai frekuensi tertentu
saja ( pada frekuensi 500, 1000, dan 4000 Hz). misalnya gergaji serkuler, katup
gas.
3. Bising
terputus-putus (intermitten).
Bising
disini tidak terjadi secara terus menerus, melainkan ada periode relatif
tenang. misalnya suara lalu lintas, kebisingan dilapangan kapal terbang.
4. Bising
implusif,
Bising
jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat
cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya. Misalnya tembakan, ledakan mercon,
meriam.
5. Bising
implusif berulang, sama dengan bising implusif hanya saja disini terjadi secara
berulang-ulang. Misalnya mesin tempa.
Berdasarkan
pengaruhnya Terhadap manusia, Bising dapat dibagi atas :
a) Bising
yang mengganggu (irritating nouse).
intensitas
tidak terlalu keras, misalnya mendengkur.
b) Bising
yang menutupi (masking nouse),
merupakan
bunyi yang menutupi pendengarang yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini
akan membahayakan kesehatan dan keselamatan, karena terikan atau isyarat tanda
bahay tenggelam dalam bising dari sumber lain.
c) Bising
yang merusak (damaging nouse)
adalah
bunyi yang intensitasnya yang melampaui NAB. bunyi jelas ini akan merusak atau
menurunkan fungsi pendengaran.
Menurut definisi kebisingan, apabila
suatu suara mengganggu orang yang sedang membaca atau mendengarkan musik, maka
suara itu adalah kebisingan bagi orang itu meskipun orang-orang lain mungkin
tidak terganggu oleh suara tersebut. Meskipun pengaruh suara banyak kaitannya
dengan faktor-faktor psikologis dan emosional, ada kasus-kasus di mana
akibat-akibat serius seperti kehilangan pendengaran terjadi karena tingginya tingkat
kenyaringan suara pada tingkat tekanan suara berbobot A atau karena lamanya
telinga terpasang terhadap kebisingan tsb.
·
Jenis- jenis Kebisingan :
ü Akibat-akibat
badaniah Kehilangan pendengaran Perubahan ambang batas sementara akibat
kebisingan, Perubahan ambang batas permanen akibat kebisingan.
ü Akibat-akibat
fisiologis Rasa tidak nyaman atau stres meningkat, tekanan darah meningkat,
sakit kepala, bunyi dering
ü Akibat-akibat
psikologis Gangguan emosiona Kejengkelan, kebingungan
ü Gangguan
gaya hidup Gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja,
membaca dsb.
ü Gangguan
pendengaran Merintangi kemampuan mendengarkann TV, radio, percakapan, telpon
dsb.
D.
Pengaruh Bising Terhadap manusia
Bising menyebabkan berbagai gangguan
terhadap manusia, seperti gangguan fisiologis, psikologis, komunikasi, dan
ketulian atau ada yang menggolongkan gangguannya berupa gangguan audtory,
misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non auditoryseperti
komunikasi terganggu, ancaman bahaya keselamatan, kelelahan dan stres.
Lebih rinci lagi maka dapatlah
digambarkan dampak bising terhadap manusia sebagai berikut :
a) Gangguan
fisiologis
Gangguan
yang langsung terjadi pada faal manusia dapat berupa peredaran darah terganggu,
otot-otot menjadi tegang, peningkatan nadi, dapat menyebabkan pucat dan
gangguam sensoris. Pemaparan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan
penyakit psikosomatik seperti gatritis, penyakit jantung koroner dan lain-
lain.
b) Gangguan
Psikologis
Gangguan
secara tidak langsung dan sukar di ukur, hal ini tergantung kepada (1) pribadi
masing-masing seperti rasa tidak nyaman, jenuh, lelah, dan marah. (2)
lingkungan pribadi maupun umum. (3) sifat bising seperti menonton tidak
mengganggu, tidak bisa di ramalkan menggangu.
c) Gangguan
Pendengaran
Pada
gangguan Pendengaran dapat diartikan sebagai perubahan pada tingkat pendengaran
yang berakibat kesulitan dalam melaksanakan kehidupan normal , biasanya dalam
hal memahami pembicaraan. secara kasar gradasi gangguan pendengaran karena
bising itu sendiri dapat ditentukan menggunakan parameter percakapan
sehari-hari sebagai berikut :
·
Gradasi Parameter :
-
Normal
-
Sedang
-
Menengah
-
Berat
-
Sangat
-
Tuli total Tidak mengalami kesulitan
dalam percakapan (6 m)
-
kesulitan dalam percakapan sehari-hari
mulai jarak > 1,5 m
-
kesulitan dalam percakapan keras
sehari-hari mulai jarak > 1,5 m
-
kesulitan dalam percakapan sehari-hari
mulai jarak < 1,5 m
-
kehilangan kemampuan pendengaran
E.
Pengendalian Bising
Pengendalian bising merupakan cara
bagaimana dapat mencegah pengaruh kebisingan terhadap kesehatan psikologis
maupun fisiologis manusia. beberapa pengendalian kebisingan diantaranya :
1) Isolasiya
itu Menjauhkan diri dari sumber suara, dapat melindungiorang dari epidemic
bising.
2) Membuat
penghalang berupa tumbuhan( rumput, semak, pohon), dinding (akustik, kayu,
bata/batu)
3) Memakai
earplug ( sumbat telinga) yang akan mencegah ini akan mengurangi kebisingan 10
– 30 dB.
4) Gunakan
ear muffs atau penutup telinga; ini akan mengurangi kebisingan 20 – 40 Db
5) Gunakan
helm; ini akan mengurangi kebisingan 5 – 15 dB
6) Jauhi
sumber suara (speaker) jika anda seorang dugem sejati.
F.
Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan tergantung
dari penyebabnya. Karena itu pertama kali yang harus dilakukan adalah
pemeriksaan dengan tujuan untuk mencari sumber penyebab. Bagi para pekerja
industri dan juga pabrik untuk menghindari terpapar bising sebaiknya pengelola
perusahaan menyediakan pencegahan alat atau mengurangi tingkat kebisingan.
Sementara peran orang tua dibutuhkan untuk mengawasi anak-anaknya agar tidak
terlalu sering pergi ke pusat arena permainan. Dan selalu diingatkan apabila
anak-anak memakai i-pod dalam waktu yang lama (lebih dari 2 jam)
1V. PENCEGAHAN PAK
Mengetahui
keadaan pekerjaa, dan kondisinya seperti yang telah dijelaskan di atas dapat
menjadi salah satu pencegahan terhadap PAK. Selanjutnya sebelum dr. Agung
menutup wawancara, Ia juga memberikan beberapa tips dalam mencegah PAK,
diantaranya:
- Pakailah APD secara benar dan teratur
- Kenali risiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut.
- Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan.
Selain
itu terdapat juga beberapa pencegahan lain yang dapat ditembuh agar bekerja
bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit. Hal tersebut berdasarkan Buku
Pengantar Penyakit Akibat Kerja, diantaranya:
1) Pencegahan
Primer – Health Promotion :
-
Perilaku Kesehatan
-
Faktor bahaya di tempat kerja
-
Perilaku kerja yang baik
-
Olahraga
-
Gizi seimbang
2) Pencegahan
Sekunder – Specifict Protection
-
Pengendalian melalui perundang-undangan
-
Pengendalian administrative/organisasi :
rotasi/pembatasan jam kerja
-
Pengendalian teknis : subtitusi,
isolasi, ventilasi, alat pelindung diri (APD)
-
Pengendalian jalur kesehatan: imunisasi
3) Pencegahan
Tersier
-
Early Diagnosis and Prompt Treatmen.
-
Pemeriksaan kesehatan pra-kerja.
-
Pemeriksaan kesehatan berkala.
-
Surveilans.
-
Pemeriksaan lingkungan secara berkala.
-
Pengobatan segera bila ditemukan
gangguan pada pekerj
-
Pengendalian segera di tempat kerja.
Kondisi
fisik sehat dan kuat sangat dibutuhkan dalam bekerja, namun dengan bekerja benar
teratur bukan berarti dapat mencegah kesehatan kita terganggu. Kepedulian dan
kesadaran akan jenis pekerjaan juga kondisi pekerjaan dapat menghalau sumber
penyakit menyerang. Dengan didukung perusahaan yang sadar kesehatan, maka
kantor pun akan benar-benar menjadi lahan menuai hasil bukanlah penyakit.
- CONTOH PENYAKIT AKIBAT KERJA (DALAM GOLONGAN FISIK)
1. Penyakit
musculoskeletal
Dapat
berupa : sindroma Raynaud (getaran 20 – 400 Hz), Carpal turnel syndroma
(tekanan yang berulang pada lengan), HNP/sakit punggung (pekerjaan fisik berat,
tidak ergonomis).
Disebabkan
: kerja fisik dan tidak ergonomis.
2. Gangguan
telinga
Dapat
berupa : Penurunan pendengaran (bising diatas NAB)
Disebabkan
faktor fisik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar