SANITASI MAKANAN
Pengertian higiene
menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi
kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang
bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi makanan
adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak
kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan
minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau
konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit,
mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam
pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:
1.
Keadaan bahan makanan
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara
fisik serta kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah
membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng,
buah, dsb. Bahan makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena
jaringan perjalanan makanan yang begitu panjang dan melalui jaringan
perdagangan yang begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang
baik adalah menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak
jelas (liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
Dengan demikian bahan makanan yang dipesan harus sesuai
dengan menu dan jumlah porsi yangakan disajikan pada hari yang bersangkutan.
Pada umumnya bahan makanan segar dipesan setiap hari (sayur-sayuran,
buah-buahan). Jika ruang penyimpanan memungkinkan, bahan makanan segar dapat
dipesan dua hari sekali atau dua kali seminggu, seperti telur, daging, ikan,
ayam, bumbu segar, kentang, dsb. Sedangkan bahan makanan kering bisa
dipesan lebih lama tergantung pada fasilitas gudang penyimpanan dan daya
tampungnya.
2.
Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi
oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering
dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat
bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat
terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hygiene sanitasi makanan adalah
sebagai berikut:
- Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang
bersih dan memenuhi syarat.
- Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah
diambil, tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang,
terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar
disimpan pada suhu yang dingin.
- Temperatur ruangan yang baik yaitu :
a)
Untuk ruangan penyimpanan bahan
makanan kering + 20oC.
b)
Untuk penyimpanan bahan makanan
segar, lauk-pauk seperti daging, ayam, ikan antara -5oC
- 0oC.
c)
Untuk ruangan penyimpanan bahan
makanan sayur dan buah-buahan 10oC – 15oC
-
Tempatkan barang sesuai dengan macam, sifat dan kemasan bahan makanan.
- Makanan yang
telah matang atau siap disajikan, tidak semuanya langsung dikonsumsi oleh kita,
terutama makanan yang berasal dari katering atau jasaboga. Makanan tersebut
memiliki resiko pencemaran bakteriologis terutama bila dalam penyimpanannya
tidak memenuhi prinsip hygiene dan sanitasi makanan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyimpanan makanan matang adalah sebagai berikut:
a.
makanan yang
disajikan panas harus tetap disimpan dalam suhu diatas 600C
b.
makanan yang
akan disajikan dingin disimpan dalam suhu dibawah 40C
c.
makanan yang
disajikan dalam kondisi panas yang disimpan dengan suhu dibawah 40C
harus dipanaskan kembali sampai 600C sebelum disajikan
3. Proses
pengolahan
Pada
proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat perhatian
Yaitu:
a.
Tempat pengolahan makanan
Tempat
pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan
ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses
pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus
selalu terjaga dan diperhatikan.
b.
Tenaga pengolah makanan / Penjamah
Makanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI
(2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan dan
peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan
sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan
sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang
ditularkan melalui penjamah makanan, antara
lain Staphylococcus
aureus ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens,
Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan
harus selalu dalam keadan sehat dan terampil.
c.
Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah
tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan
yang salah dan mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang
baik atau disebut GMP (good manufacturing practice).
Adapun tujuan dari pengolahan
makanan adalah :
a. Mempertahankan nilai gizi makanan
b. Meningkatkan nilai cerna
c. Meningkatkan dan mempertahankan
warna, bau, rasa,keempukan dan penampilan makanan.
d. Bebas dari organism dan zat yang
berbahaya untuk tubuh.
4.
Cara pengangkutan makanan
yang telah masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat
penyajian atau penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi
kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan
harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang
lama harus diatur shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingin 4 C.
Suhu makanan yang diangkut dari tempat pengolahan ke
tempat penyajian harus dipertahankan, yaitu:
1. Makanan yang akan disajikan lebih
dari 6 jam dari waktu pengolahan harus diatur suhunya pada suhu dibawah 40C
atau dalam keadaa beku 00C
2. Makanan yang akan disajikan kurang
dari 6 jam dapat diatur suhunya dengan suhu kamar asal makanan segera
dikonsumsi dan tidak menunggu
3. Pemanasan kembali makanan beku
(reheating) dengan pemanasan biasa atau microwave sampai suhu stabil terendah
600C
Hindari suhu makanan berada pada suhu antara 240C
sampai 600C, karena pada suhu tersebut merupakan suhu terbaik untuk
pertumbuhan bakteri pathogen dan puncak optimalnya pada suhu 370 C.
Makanan matang yang akan disajikan jauh dari tempat
pengolahan makanan, memerlukan pengangkutan yang baik agar kualitas makanan
tersebut tetap terjaga. Prinsip pengangkutan makanan matang /
siap saji adalah sebagai berikut:
a.
Setiap makanan
mempunyai wadah masing-masing. Isi makanan tidak terlampau penuh untuk
mencegah tumpah. Wadah harus mempunyai tutup yang rapat dan tersedia lubang
hawa (ventilasi) untuk makanan panas. Uap makanan harus dibiarkan terbuang agar
tidak terjadi kondensasi. Air uap kondesasi merupakan media yang baik untuk
pertmbuhan bakteri sehingga makanan menjadi basi
b.
Wadah yang
dipergunakan harus utuh, kuat dan ukurannya memadai dengan makanan yang
ditempatkan dan tidak berkarat atau bocor.
c.
Pengangkutan
untuk waktu yang lama harus diatur suhunya dalam keadaan tetap panas 600
C atau tetap dingin 40 C
d.
Wadah selama
perjalanan tidak dibuka sampai tempat penyajian
e.
Kedaraan
pengangkut disediakan khusus dan tidak bercampur dengan keperluan mengangkut
bahan lain.
5.
Cara penyimpanan makanan masak
Penyimpanan
makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan makanan
pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan yang mudah
membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk
makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.
6.
Cara penyajian makanan masak
Saat
penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut
terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan
bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan
dan kebersihan pakaiannya.
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari
hygiene dan sanitasi makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis, bukan
saja dapat mengurangi selera makan seseorang tetapi dapat juga menjadi penyebab
kontaminasi terhadap bakteri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penyajian makanan sesuai dengan prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah
sebagai berikut:
1. Prinsip wadah artinya setiap jenis
makanan ditempatkan dalam wadah terpisah dan diusahakan tertutup. Tujuannya
adalah
a. Makanan tidak terkontaminasi silang
b. Bila satu tercemar yang lain dapat
diamankan
c. Memperpanjang masa saji makanan
sesuai dengan tingkat kerawanan makanan.
2. Prinsip kadar air atinya penempatan
makanan yang mengandung kadar air tinggi (kuah, susu) baru dicampur pada saat
menjelang dihidangkan untuk mencegah makanan cepat rusak. Makanan yang
disiapkan dalam kadar air tinggi (dalam kuah) lebih mudah menjadi rusak (basi)
3. Prinsip edible part artinya
setiap bahan yang disajikan dalam penyajian adalah merupakan bahan makanan yang
dapat dimakan. Hindari pemakaian bahan yang membahayakan kesehatan seperti
steples besi, tusuk gigi atau bunga plastk.
4. Prinsip Pemisahan artinya makanan
yang tidak ditempatkan dalam wadah seperti makanan dalam kotak (dus) atau
rantang harus dipisahkan setiap jenis makanan agar tidak saling bercampur.
Tujuannya agar tidak terjadi kontaminasi silang.
5. Prinsip Panas yaitu setiap penyajian
yang disajikan panas, diusahakan tetap dalam keadaan panas seperti soup, gulai,
dsb. Untuk mengatur suhu perlu diperhatikan suhu makanan sebelum ditempatkan
dalam food warmer harus masih berada diatas 600 C. Alat terbaik
untuk mempertahankan suhu penyajian adalah dengan bean merry (bak
penyaji panas)
6. Prinsip alat bersih artinya setiap
peralatan yang digunakan sepeti wadah dan tutupnya, dus, pring, gelas, mangkuk
harus bersih dan dalam kondisi baik. Bersih artinya sudah dicuci dengan cara
yang hygienis. Baik artinya utuh, tidak rusak atau cacat dan bekas pakai.
Tujuannya untuk mencegah penularan penyakit dan memberikan penampilan yang
estetis.
7. Prinsip handling artinya
setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak kontak langsung dengan
anggota tubuh terutama tangan dan bibir. Tujuannya adalah:
a. Mencegah pencemaran dari tubuh
b. Memberi penampilan yang sopan, baik
dan rapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar